Sebut Gibran Menyebalkan, Kaesang Ajak Warga Tangsel Coblos Mukanya pada 14 Februari

jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep mengungkapkan kekesalannya sering disuruh-suruh oleh sang kakak sekaligus calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.

Dia pun mengajak semua masyarakat mencoblos wajah Gibran pada kertas suara Pilpres pada 14 Februari 2024.

"Tahu kan rasanya jadi apa jadi anak paling bungsu itu kalau sama sulung itu kan pasti disuruh-suruh, disuruh ambilin minum, disuruhnya nyapu, disuruh nyuci inilah. Makanya ini emang enggak apa-apa tapi tingkat kesebelan saya itu. Makanya pengen saya, saya coblos mukanya Mas Gibran nanti di tanggal 14 Februari kan ya," jelas Kaesang saat kampanye akbar 'Mawar Melawan' di Stadion Mini Parigi Lama, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten, Kamis (25/1).

Putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu mengajarkan masyarakat cara mencoblos pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Kaesang menyampaikan masyarakat dapat mencoblos di bagian wajah Prabowo atau Gibran pada kertas suara.

"Jadi dicoblos ya. Kan (Gibran) enggak lebih ganteng dari saya. Nanti ya (coblos) di bagian pipi boleh, di bagian hidung boleh, di bagian mata juga boleh, di bagian leher juga boleh. Tapi tolong jangan di bagian hati. Pokonya yang ada muka Mas Gibrannya ya. Kalau muka saya enggak ada," tuturnya.

Kaesang mengingatkan semua masyarakat untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 14 Februari 2024. Dia meminta masyarakat mengajak keluarga dan tetangga memilih Prabowo-Gibran pada 14 Februari mendatang.

"14 Februari 2024 jangan lupa untuk datang ke TPS masing-masing kalau bisa ajak keluarga, ajak teman ajak sana saudara ajak tetangga untuk datang nyoblos Prabowo dan Mas Gibran," kata Kaesang.

Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni menjelaskan kampanye akbar bertajuk 'Mawar Melawan' ini sebagai simbol partainya melawan korupsi dengan mengesahkan RUU Perampasan Aset. Pembahasan RUU ini hingga kini masih mandek DPR RI.