Sebut Innalillahi, Matikan HP karena Banjir SMS
Jumat, 26 November 2010 – 07:55 WIB
BUSYRO Muqoddas tidak menduga bakal terpilih sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketika Komisi III DPR RI sedang sibuk voting untuk memilih pimpinan KPK sekaligus Ketua KPK, dosen di Fakultas Hukum (FH) Universitas Islam Indonesia (UII) itu malah sedang mengobrol dengan beberapa wartawan di ruang rapat lantai lima gedung Komisi Yudisial (KY). Busyro tampaknya sudah menyiapkan hari spesial bagi dirinya. Tidak seperti biasanya, dia kemarin tampil lebih klimis. Mengenakan kemeja putih garis-garis, sepatu kulit merah marun disemir mengkilap. Warna dasi dan kaus kaki pun senada.
Sekitar pukul 15.30 WIB kemarin (25/11), komisioner KY Mustafa Abdullah membuka pintu. Dia lantas berbisik kepada Busyro. "Bapak terpilih sebagai pimpinan KPK. Hasil akhir voting di Komisi III antara bapak dan BW (Bambang Widjojanto, Red.) 34 dan 20 suara," katanya. Busyro tersenyum. "Terima kasih Pak," jawabnya.
Baca Juga:
Busyro tetap berusaha tenang. Namun, dia tak lantas menebar senyum. Sejak namanya disebut sebagai pimpinan KPK, lelaki kelahiran Jogjakarta itu justru terlihat tegang. Begitu pula 2,5 jam kemudian ketika komisi III pimpinan Benny Kabur Harman itu memilih dia sebagai Ketua KPK. "Saya tidak akan mengatakan alhamdulillah. Saya akan bilang innalillahi," katanya usai turun dari lantai 5 kemudian menuju pressroom di lantai 1 gedung KY. "Konteksnya bukan orang mati, tapi setiap kejadian semua nanti dipertanggungjawabkan," imbuh kader Muhammadiyah ini.
Baca Juga:
BUSYRO Muqoddas tidak menduga bakal terpilih sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketika Komisi III DPR RI sedang sibuk voting untuk
BERITA TERKAIT
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan