Sebutlah Soeharto Apa Adanya

Sebutlah Soeharto Apa Adanya
Sebutlah Soeharto Apa Adanya
***

Tapi memang banyak yang tak “sempat” di negeri ini. Siapa yang bertanggung-jawab atas Tragedi Trisakti, huruhara masif 13-14 Mei 1998, Semanggi I dan II, santet Banyuwangi, kerusuhan Poso dan Ambon, rasanya masing mengawang-awang.

Terlalu banyak bengkalai sejarah. Bahkan bangsa ini lalai sehingga kasus Soeharto pun urung dituntaskan pada kurun 1998 hingga 2008. Tampaknya, berjibun kasus lain di masa Orde Baru dan Orde Reformasi akan menyendera kita terus menerus, sehingga langkah ke depan tersendat-sendat.

Namun, apakah keberhasilan dan kesalahan Soekarno dan Soeharto pada zamannya merupakan kerja individual atau tim? Bahkan jika diverifikasi, jangan-jangan kesalahan pemimpin terdahulu, termasuk kenikmatan dan keberhasilannya ikut dinikmati banyak tokoh, banyak orang.

“Sebutlah diriku apa adanya, jangan dilebih-lebihkan, jangan dikurang-kurangi,” gumam Othello dalam drama Shakespeare.

SOEHARTO telah menjadi sejarah, seperti halnya Sriwijaya dan Majapahit yang telah menjadi milik masa silam. Mustahil bangsa ini pulang ke masa-sama 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News