Secara Visual Gunung Agung Tampak Tenang, tapi…

Lahar hujan atau biasa disebut lahar dingin yang terus terjadi beberapa hari belakangan menjadi buktinya.
Suantika mengungkapkan bahwa lahar dingin terjadi lantaran masih ada material vulkanis di sekitar puncak kawah Gunung Agung.
Alhasil setiap kali hujan turun, material vulkanis itu terbawa sampai masuk ke hulu sungai. ”Abu yang dikeluarkan belum turun semua, belum bersih,” kata dia.
Pejabat berdarah Bali itu pun menambahkan, lahar dingin masih akan terjadi sampai beberapa hari ke depan apabila hujan terus mengguyur.
Dia juga menuturkan bahwa aliran lahar dingin di Sungai Yeh Sah dua hari lalu (5/12) belum tentu yang paling deras.
Sebab, hujan yang terjadi sebelum lahar dingin mengaliri sungai tersebut tidak terlalu lama. ”Kalau hujannya agak lama mungkin lebih besar lagi,” kata dia.
Untuk itu, masyarakat diminta terus mewaspadai aliran lahar dingin. Selain intensitas hujan yang cenderung terus meningkat, pergerakan magma dibarengi semburan asap perlu jadi perhatian.
PVMBG yang concern memantau perkembangan Gunung Agung dari hari ke hari meminta masyarakat mematuhi rekomendasi yang mereka buat. ”Sampai hari ini (kemarin) erupsi masih berlangsung,” ucap Suantika.
Berdasar pengamatan visual yang dilakukan petugas empat hari belakangan, semburan asap dari puncak kawah Gunung Agung tidak setebal biasanya.
- Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi, Waspada Potensi Banjir Lahar Dingin
- Berstatus Siaga, Gunung Semeru Erupsi 4 Kali Disertai Letusan
- Masih Berstatus Waspada, Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Letusan 700 Meter di Atas Puncak
- PVMBG: 31 Kejadian Gempa Bumi Paling Merusak Sepanjang 2024, Terbanyak di Jawa Barat
- Gunung Semeru Kembali Erupsi, Masyarakat Diminta Waspada Lontaran Batu Pijar
- Sejumlah Wilayah Ini Wajib Waspada karena Efek Erupsi Gunung Semeru