Sedekah Rombongan; Pemburu si Sakit, Miskin, dan Orang-Orang Terabaikan

Info Akurat, Setengah Jam Langsung Sikat

Sedekah Rombongan; Pemburu si Sakit, Miskin, dan Orang-Orang Terabaikan
CEPAT: Saptuari (baju kuning) dan tim Sedekah Rombongan sedang rapat menentukan sasaran sedekah di Tirtodipuran, Jogjakarta, 1 Maret 2012 lalu. Foto : Ridlwan/ Jawa Pos

Cerita lain, ada Rara Ainunnisa, 5, warga Prambanan, Klaten, yang tercebur di dandang (panci) besar berisi air mendidih saat hajatan tetangganya. Selama tiga bulan anak buruh pembuat tahu itu tak tertangani karena tak ada biaya. Sekujur tubuhnya melepuh dan bernanah. Karena panas dan gatal, sehari-hari Rara tak memakai baju dan hanya menangis sambil tiduran di kamar.

Akhirnya, Nasrudin Sani dari SR menemukannya saat berkeliling mencari sasaran sedekah. Rara langsung dievakuasi malam itu juga. Sekarang, setelah dirawat empat bulan di RS, Rara sudah boleh pulang. "Kisah yang seperti ini banyak, bisa dibaca di web kami. Bahkan, ada yang mengajukan jamkesmas delapan tahun selalu ditolak," ujar Sukarman.

Mereka beroperasi dengan BBM (BlackBerry Messenger) group. Jika ada informasi, foto korban akan diunggah di BBM untuk meminta tanggapan rekan yang lain. "Komandonya, sikat, sikat, sikat!!" ujar Sukarman.

Di mobil masing-masing, mereka juga sudah siap amplop dengan nominal mulai Rp 500 ribu hingga Rp 10 juta. Jika saat berkeliling ada target yang layak dibantu, seketika bantuan langsung diberikan. Tunai dan saat itu juga. "Kami mengandalkan feeling," ujar dosen lulusan Institut Seni Indonesia ini.

Orang-orang muda seperti ini mungkin sudah langka di Indonesia. Setiap hari mereka berkeliling dengan jutaan uang cash di mobilnya, mencari orang-orang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News