Sedih Harus Berpisah dengan Jakarta
jpnn.com - Berakhirnya masa bakti Muhammad sebagai ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada 12 April lalu menyisakan sedikit kesedihan.
Momen itu tidak hanya memisahkannya dengan banyak staf dan kolega, tapi juga Jakarta.
Ibu kota negara telah menjadi tempat tinggal Muhammad selama lima tahun terakhir. Sekarang dia merasa sedih karena harus meninggalkannya.
”Saya pulang kampung ke Makassar,” ujar Muhammad.
Ya, sebelum menjadi pimpinan lembaga pengawas pemilu tertinggi di Indonesia itu, dia memang beraktivitas di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan tersebut.
Pria kelahiran 17 September 1971 itu tercatat sebagai guru besar di Universitas Hasanuddin.
”Saya balik jadi dosen ilmu politik,” imbuhnya, lantas memerinci aktivitas selanjutnya.
Lima tahun bermukim membuatnya tidak mudah meninggalkan ibu kota. Namun, tugas telah memanggil dia kembali ke kampung halaman.
Berakhirnya masa bakti Muhammad sebagai ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada 12 April lalu menyisakan sedikit kesedihan.
- Gelar Aksi, AMPD Minta Bawaslu RI Selamatkan Demokrasi di Sumsel
- Bawaslu RI: Formulir C6 Bukan Syarat Mutlak untuk Memilih
- Tim Hukum RIDO Minta KPU DKI dan Bawaslu Respon Laporan Dugaan Kecurangan
- Pasti Indonesia Laporkan Paslon Orideko-Mansyur ke Bawaslu RI
- Cabup Mimika Maximus Klaim Suaranya Terus Naik di Beberapa Distrik
- Kampanye di Bengkulu, Mendes Yandri Susanto Dilaporkan ke Bawaslu RI