Sedih Jumlah Korban Jiwa Hanya Dianggap Angka

Sedih Jumlah Korban Jiwa Hanya Dianggap Angka
Sedih Jumlah Korban Jiwa Hanya Dianggap Angka
Happy sebagai pengguna jasa pesawat hanya bisa pasrah jika maut memang menjemputnya di udara. "Kematian cuma dianggap nominal saja. Udah sering banget, kita jadi paranoid naik pesawat kayak kontrak mati," cetusnya.

    

Namun Happy memuji kesigapan relawan kemanusiaan, TNI dan semua pihak yang melakukan evakuasi korban Sukhoi. "Semua bekerja keras. Mereka pertaruhkan nyawa demi temukan korban. Proses evakuasinya emang lambat, itu karena medannya berat. Sebaiknya lihat bijaksana. Jangan harap berlebihan. Usaha, tanggung jawab dan kecakapan mereka di lapangan jadi pelajaran," nilai istri bangsawan Bali Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthayasa ini.

    

Buruknya pelayanan transportasi massal juga diamini olehnya. Sudah kesekian kali Happy merasakannya sendiri. "Syukur belum pernah kecelakaan dan jangan sampai. Tapi aku ingat waktu kuliah dulu, sekitar Grogol, ada perampokan di bus. Korban ibu dan anaknya. Nggak hanya dirampok, keduanya juga ditabrak mobil karena berusaha ngejar. Ini tolak ukur kecelakaan dan kejahatan meningkat. Kenyamanan bernegara, dilihat dari aman-tidaknya transportasi," tutur pelantun Mati Menahan Rindu ini.

    

Happy pun minta tanggung jawab pemerintah untuk membenahi sistem transportasi nasional. Jangan ada lagi kasus misal sehebat Sukhoi.

TAK disangka, ada dua sahabat kakak Happy Salma yang jadi penumpang Sukhoi naas. Dia pun merasakan sedih mendalam seperti halnya keluarga korban

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News