Sedih Warga Miskin Terinjak, Terciptalah ATM Beras
Setelah menemukan mekanisme kerja pipa itu, Budi melengkapi ATMB-nya dengan ’’otak’’ mesin. Yakni, berupa komponen-komponen, konektor, dan sensor. Dia juga memasang penutup boks kayu di sekeliling mesin.
Yang tak kalah penting, Budi mesti membuat kartu ATMB untuk pengoperasiannya. Setelah beberapa kali melakukan riset, akhirnya terciptalah kartu RFID (identifikasi frekuensi radio).
Kartu itu sekilas mirip kartu uang elektronik, tapi tidak perlu ditempelkan di mesin, cukup didekatkan pada kotak sensor di mesin tersebut.
ATM itu diuji coba di Masjid Al-Ittihad Cibubur dan Masjid Darussalam Depok, Jawa Barat. Untuk uji coba tersebut, Budi mendapat bantuan dana dari teman-temannya yang terkesan pada ATMB itu.
’’Teman-teman alumnus ITB angkatan 80 menggalang dana dan terkumpullah sekitar Rp 36 juta. Uang itu cukup untuk membeli 3 ton beras yang kemudian dibagi-bagikan kepada fakir miskin di sekitar masjid,’’ papar pria kelahiran Semarang, 21 Januari 1961, itu.
Para penerima beras cukup mendekatkan kartu RFID ke kotak sensor di mesin ATMB. Begitu kartu didekatkan ke kotak sensor, beras langsung keluar.
Setelah uji coba itu sukses, Budi mulai memodifikasi badan ATMB dengan memberikan boks dari pelat besi. ATMB pun lalu disempurnakan dan diformat dengan ukuran 60 x 60 x 160 cm.
Bentuknya jadi mirip mesin ATM uang. Kapasitas yang bisa tertampung mencapai seperempat ton atau 240 liter beras. Perangkat elektroniknya menggunakan modem hybrid untuk jaringan GSM.
JPNN.com - Budi Adji Abdul Gonie menciptakan ATM beras. Meski di Indonesia belum banyak yang memanfaatkan, beberapa negara malah sudah memesannya.
- Pos Indonesia Bantu Program ATM Beras di Bandarlampung
- Terbang ke Solo, Mentan SYL Serahkan Bantuan ATM Beras
- ATM Beras di Indonesia Membantu Mereka yang Kehilangan Pekerjaan
- Pangdam Siliwangi Siap Amankan Distribusi Beras Kementan
- Disambut Ratusan Warga, Mentan Tinjau ATM Beras di Bogor
- Mentan SYL ke Depok, Pastikan ATM Beras Berjalan