Seekor Tapir Mati setelah Terperosok di Parit Berlumpur di Inhil
"Kami menunggu evakuasi BKSDA karena lokasi sulit dan nunggu air pasang tinggi baru bisa dievakuasi. Kemarin kami dapat kabar dari warga, tapir itu mati," jelasnya.
Kemudian polisi dan TNI mengecek tapir dewasa tersebut yang diketahui jenis kelamin betina. Bobot satwa dilindungi itu diperkirakan memcapai sekitar 100 kilogram.
"Sedih juga, tapir tidak terselamatkan meski kami sudah maksimal. Tetapi kondisi tapir memang juga lemah dan makan kurang selera, minumnya juga kurang," jelas Herman.
Sementara itu, Kepala Balai Besar KSDA Riau Genman S Hasibuan mengatakan proses evakuasi terbilang sulit dan akses tim untuk mencapai lokasi itu tergantung pasang surut.
"Tapir tersebut tidak terselamatkan karena kondisinya yang sudah sangat lemah. Akses menuju lokasi bergantung pada pasang surut air, sehingga membutuhkan waktu yang lama saat proses evakuasi," kata Genman.
Genman membeberkan bahwa tim Resort BBKSDA Riau yang berangkat pada Sabtu (17/6), tiba di lokasi pada Minggu (18/6).
Begitu sampai di lokasi, tim langsung menguburkan satwa tersebut agar tidak menimbulkan bau atau tindakan lainnya yang dapat merugikan.
"Dilakukan penguburan terhadap satwa tersebut agar tidak mengakibatkan bau busuk yang bisa menimbulkan penyakit," ucapnya. (mcr36/jpnn)
Seekor Tapir betina mati setelah terperosok ke dalam kubangan lumpur di Sungai Asam Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil)..
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Rizki Ganda Marito
- Menhut Raja Antoni Lepasliarkan Satwa Dilindungi di Sorong, Papua Barat
- Penyelundupan Satwa Dilindungi Kembali Digagalkan, Ada Lutung hingga Burung Serindit Jawa
- Polda Kepri Gagalkan Penyelundupan Satwa Dilindungan yang Hendak Dijual ke Singapura
- PLN Perkuat Listrik di Inhu dan Inhil, Energize pada Bay Coupler GI 150 kV Rengat Sukses
- Nyoman Sukena Pemelihara Landak Jawa di Bali Ungkap Momen Didatangi 4 Polisi, Ini yang Terjadi
- Pj Gubernur Bali Prihatin Warganya Pemelihara Landak Jawa Diseret ke Pengadilan