Segera Audit Adhi Karya dan WIKA
Senin, 25 Juli 2011 – 08:22 WIB
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Bidang Infrastruktur, Konstruksi, dan Propeti Zulkarnain Arief menjelaskan penentuan penentuan pemenang tender dalam suatu tender konstruksi cenderung tidak profesional dan mengabaikan kualitas pekerjaan. Pemenang tender kerap kali sudah ditentukan sebelum proses pelelangan dilaksanakan, termasuk adanya penggiliran pemenang yang disepakati oleh semua penyedia barang atau jasa yang akan mendapat giliran.
Menurut data BCI Asia hingga kuartal I 2011 proyek konstruksi nasional mencapai Rp 52,3 triliun dari perkiraaan sepanjang 2011 nilai konstruksi nasional sekitar Rp 194,2 triliun. Proyek paling besar adalah residensial Rp 15 triliun, migas RP 10,7 triliun, infrastruktur Rp 7,6 triliun, industri Rp 3,1 triliun, utilitas Rp 4,8 triliun, perkantoran Rp 2,2 triliiun dan lainnya.
Suharsojo, Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (Gapensi) mengatakan nilai pekerjaan konstruksi tahun ini jauh lebih besar dari sebelumnya. Namun, ini akan menuntut kesiapan pelaku jasa konstruksi nasional agar tidak tergerus oleh kontraktor asing. (dms)
JAKARTA - Pemerintah perlu melakukan audit investigasi terkait dugaan keterlibatan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dalam
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- KPK tak Hadir, PN Jaksel Tunda Sidang Praperadilan Hasto Kristiyanto
- 6 Kecamatan di Sragen Dilanda Banjir Imbas Hujan Deras
- BMI Gandeng Mahasiswa dan Pemuda Gelar Indonesian Youth Summit 2025
- Pesawat A400M Pertama untuk Indonesia Masuki Tahap Perakitan Akhir di Seville
- Guru Besar Sebut Hasto Punya Hak Perlindungan di Kasus Harun Masiku
- Profil Aguan, Konglomerat yang Terseret Polemik Pagar Laut Misterius di Tangerang