Segera Bangun TAJ Mall dan Kolam Renang Tertinggi di Dunia
Rabu, 16 Maret 2011 – 08:08 WIB
"Banyak warga yang memilih naik taksi daripada naik bus karena lebih cepat dan nyaman. Biayanya juga tak jauh beda," kata Assad Mishal, seorang sopir taksi.
Meski tak reyot, bus-bus umum Jordania memang terlihat tua. Sudah pasti tak lincah di tengah kemacetan. Belum lagi perkara gengsi. Itu merupakan persoalan penting di Amman yang warganya amat menjaga penampilan.
Pemerintah setempat memang sudah merancang pembangunan tiga jalur trem yang akan menghubungkan semua bagian kota. Juga kereta gantung yang mengoneksikan kota lama di bagian timur dengan Citadel, salah satu titik tertinggi di Amman. Tapi, semua itu dijadwalkan baru selesai pada 2025.
"Padahal kemacetan di dalam kota kian menjadi-jadi. Jangan-jangan belum 2025 kami sudah tak bisa bergerak ke mana-mana karena terlalu banyak kendaraan," ujar Jamal Baker, seorang pekerja swasta yang lahir dan besar di Amman. (*)
Guncangan revolusi di kawasan Arab dan kesulitan ekonomi tak menghentikan langkah Raja Jordania Abdullah II untuk menjadikan Amman sebagai ibu kota
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408