Segera Tetapkan Wagub Papua Pengganti Almarhum Klemen Tinal
jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Papua Lukas Enembe disebut telah memilih Wakil Ketua DPR Papua Yunus Wonda dan Sekretaris KONI Papua Kenius Kogoya sebagai kandidat calon Wakil Gubernur Papua.
Menanggapi hal itu, politikus Gerindra Arief Poyuono menyarankan kepada pimpinan parpol di pusat khususnya parpol pengusung pasangan Lukas Enembe dan almarhum Klemen Tinal menyetujui usulan gubernur Papua untuk dua calon wagub Papua ini.
Sebab, menurut Arief, Wagub Papua itu harus bisa bekerja sama dengan gubernur Papua saat ini.
“Ini kok terkesan justru parpol-parpol pengusung seakan-akan melakukan pembiaran kekosongan posisi wagub Papua. Padahal, infonya Lukas Enembe sudah menyerahkan dua nama kandidat Wagub Papua yang dipilihnya itu kepada parpol koalisi pengusung saat pilkada Papua 2018 lalu,” kata Arief, Kamis (10/2/22).
Arief menilai pembiaran kekosongan Wagub Papua merupakan bentuk dari tidak adanya tanggung jawab dan kepedulian pimpinan parpol terhadap kondisi pemerintahan di Papua.
Apalagi, kata Arief, kalau parpol pendukung justru memaksakan mantan Kapolda Papua Paulus Waterpao untuk menjadi Wagub Papua.
“Ini juga bukti kalau suara masyarakat Papua pemilih parpol pengusung pada Pemilu 2014 tidak dipedulikan sama sekali oleh parpol pengusung tersebut. Sebab bagaimanapun Paulus Waterpao itu bukan kader partai," ungkap Arief.
Oleh karena itu, kata Arief, jika memang parpol-parpol tersebut punya kepedulian terhadap masyarakat Papua, sebaiknya dua nama yang diusulkan oleh Gubernur Lukas Enembe segera disetujui oleh pimpinan parpol pengusung.
Jangan biarkan kursi Wagub Papua kosong karena gubernur butuh wakilnya untuk menjalankan tugas yang sangat berat di Papua.
- Arief Poyuono Menilai Edi Damansyah Layak Didiskualifikasi di Pilkada Kukar
- Arief Poyuono: Judi Online Sudah Menjamur sebelum Budi Arie Jadi Menkominfo
- Bicara Cadangan Devisa Era Prabowo, Arief Poyuono Singgung Era Mulyono
- Sekjen Gerindra Usul Ekspor Pasir Laut Ditunda, Arief Poyuono: Tidak Elok
- FSP BUMN Bersatu Soroti Potensi Korupsi di Masa Transisi Kekuasaan
- Arief Tanggapi Isu Airlangga Mundur dari Ketum Golkar, Analisisnya Ngeri