Sehari Belajar Tujuh Jam, Wisuda Setiap Jumat
Selasa, 02 Maret 2010 – 06:47 WIB
Soal biaya memang tidak murah. Setiap jenis course, harganya bervariasi. Paling murah 6.500 baht (Rp 1.829.450) hingga yang termahal 12.000 baht (Rp 3.358.243). Course paling lama ditempuh dalam waktu maksimal sepuluh hari. Agar pengajaran berlangsung maksimal, murid asli Thailand dan murid asing dipisah. Dari segi materi, jenis hampir seragam. Yang membedakan hanya bahasa pengantar di dalam kelas. "Untuk kelas orang Thailand, digunakan bahasa Thai. Untuk kelas murid asing, bahasanya Inggris. Tetapi, ada saatnya dua kelas dijadikan satu jika sedang praktik," ujar gadis 26 tahun itu.
Kebetulan, kunjungan Jawa Pos ke sana bertepatan dengan hari wisuda tujuh murid asing. Mereka baru saja merampungkan program general thai massage. Ini adalah salah satu jenis course yang cukup diminati warga asing karena mengajarkan seni pijat tingkat paling dasar. Tujuh siswa asing tersebut dengan bangga menunjukkan sertifikat kelulusannya kepada Jawa Pos. Mereka saling berfoto dengan senyum mengembang. Menurut OA, itu pemandangan biasa. Setiap Jumat, hampir selalu ditemui pemandangan seperti itu. "Setiap minggu selalu ada kelulusan siswa asing," kata gadis kelahiran 3 Juli 1983 itu.
Para murid asing tersebut berasal dari berbagai negara. Antara lain, Amerika Serikat, Portugal, Jerman, dan Swiss. Awalnya, mereka tidak saling kenal. Namun, berkat jadwal program yang intens, masing-masing sangat akrab. Menurut mereka, mengikuti program general massage cukup menyenangkan sekaligus menguras energi. Salah seorang murid bernama Richard Baimbridge mengungkapkan, program tersebut memberikan banyak praktik daripada teori.
Teori hanya diajarkan pada hari pertama. Selanjutnya, jam pelajaran dihabiskan untuk praktik pijat di bawah pengawasan langsung pengajar. Kelas dimulai dari pukul 09.00 hingga 16.00. Saat praktik, kata pria 40 tahun itu, adalah saat yang menyenangkan. "Kita juga belajar bersama teman-teman dari kelas lain, baik murid asli Thailand maupun murid asing seperti saya," ungkapnya dalam bahasa Inggris. Bagi Richard yang juga seorang guru yoga itu tidak sulit mempelajari seni pijat Thailand. Pria yang kini tinggal di Shanghai, Tiongkok, itu memang sengaja datang ke Wat Po untuk belajar Thai massage. "Saya membaca Wat Po, kemudian saya tertarik. Thai massage memiliki banyak persamaan dengan yoga. Mungkin gerakannya sedikit ekstrem, namun menyenangkan," papar Richard.
Di Thailand ada sekolah khusus pijat yang sangat terkenal. Namanya Wat Po Thai Massage School. Semakin banyak warga asing dari sejumlah negara yang
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408