Sehari Belajar Tujuh Jam, Wisuda Setiap Jumat
Selasa, 02 Maret 2010 – 06:47 WIB
Namun, pria yang fasih berbahasa Mandarin itu mengungkapkan, dirinya memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan saat menjalani ujian akhir. Kala itu, dia berpartner dengan seorang murid wanita asli Thailand. Pasangannya tersebut sangat tidak ramah. Dia terus memasang muka masam. Itu membuat Richard nervous. Kemudian, teman di sebelah Richard yang asli Jerman namun bisa berbahasa Thai mengungkapkan bahwa pasangannya tersebut pernah berpacaran dengan farang (sebutan orang Thailand untuk warga asing). Tetapi, farang tersebut kemudian meninggalkannya. "So. It?s all about broken heart," imbuhnya, lantas terbahak-bahak.
Jika Richard memang berniat belajar Thai massage, Herman Gruenwald lain. Pria asli Jerman yang berpofesi sebagai dekan Fakultas ekonomi, Mahidol University, Thailand, itu berguru di sekolah pijat Wat Po karena ingin mempelajari seluk-beluk bisnis massage. Dia menuturkan, banyak mahasiswanya yang ingin membuka sebuah bisnis spa dan massage. "Kalau saya tidak belajar seni pijatnya juga, mana bisa saya mengajar mereka dan memberi tahu seputar bisnis spa dan massage," kata Herman yang akrab disapa Doctor itu.
Karena pemula, Herman mmenyatakan belum begitu menguasai seni pijat tersebut. Namun, dia sudah bisa menyembuhkan diri sendiri. "Kalau untuk memijat diri sendiri, saya bisa. Apalagi cuma menyembuhkan sakit kepala atau sakit pinggang. Tapi, jempol saya bengkak gara-gara terlalu bersemangat memijat dalam lima hari ini," candanya. (kum)
Di Thailand ada sekolah khusus pijat yang sangat terkenal. Namanya Wat Po Thai Massage School. Semakin banyak warga asing dari sejumlah negara yang
Redaktur & Reporter : Auri Jaya
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408