Sehari, Dua Kali Suu Kyi ke Makam Ayah
Rabu, 20 Juli 2011 – 16:47 WIB
YANGON - Kali pertama setelah menjadi orang bebas, Aung San Suu Kyi hadir dalam peringatan kematian sang ayah, Jenderal Aung San kemarin (19/7). Mengenakan kain tradisional longyi hitam yang dipadu dengan blus berwarna putih, ikon demokrasi Myanmar tersebut bergabung dengan ratusan pendukungnya di Martyrs' Memorial.
Keterlibatan dan kehadiran Suu Kyi dalam peringatan kematian pahlawan nasional Myanmar itu merupakan yang pertama sejak 2002. Pemerintah pun baru memberikan izin beberapa saat sebelum acara tahunan itu dimulai. Berita bagus tersebut disambut suka cita oleh ratusan pendukung Suu Kyi yang berkumpul di markas Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di Kota Yangon.
Secara berbondong-bondong, massa mengiringi langkah perempuan 66 itu menuju makam sang ayah. Kemarin, penerima Nobel Perdamaian 1991 itu melakukan dua kali kunjungan di kompleks makam pahlawan tersebut. Yang pertama, dia muncul singkat dalam upacara resmi yang dihadiri para pejabat pemerintah. Sedangkan kunjungan kedua lebih bersifat pribadi.
Setelah upacara resmi dan meletakkan karangan bunga di makam sang ayah, Suu Kyi bergegas kembali ke markas NLD. Di sana, beberapa diplomat Barat sudah menantinya. Setelah pertemuan berakhir, dia kembali berkunjung ke makam sang ayah. Dalam dua perjalanan itu, sejumlah polisi tanpa seragam selalu mengikutinya. Bahkan, polisi sempat mengambil gambar kerumunan di kantor NLD.
YANGON - Kali pertama setelah menjadi orang bebas, Aung San Suu Kyi hadir dalam peringatan kematian sang ayah, Jenderal Aung San kemarin (19/7).
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan