Seharusnya Kubu Jokowi dan Prabowo Perhatian, Sudah 90 Petugas KPPS Meninggal
jpnn.com, CIREBON - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat sebanyak 90 petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) meninggal dunia. Jumlah tersebut berdasarkan data per Senin (22/4) pukul 15.00 WIB.
Ketua PPK Kecamatan Susukan Lebak, Cirebon Yopi Pramudita pun mengakui Pemilu 2019 menjadi pemilihan umum paling angker buat petugas atau panitia penyelenggara.
"Digabungkannya pemilihan presiden dan pemilihan legislatif menjadikan proses rekapitulasi lebih lama dan menguras tenaga serta pikiran," kata Yopi seperti dikutip dari Pojok Jabar.
(Baca Juga: Kisah Anggota KPPS Meninggal Dunia: Pulang Pagi, Tidur, Tidak Bangun Lagi)
“Sangat melelahkan. Angker. Banyak rekan-rekan panitia yang meninggal akibat kelelahan,“ imbuhnya.
Yopi pun meminta masing-masing kandidat calon presiden Jokowi dan Prabowo beserta pendukungnya, dan juga calon legislatif bersama pengikutnya, tidak terus menerus mengklaim kemenangan tanpa dasar.
"Memang wajar di alam demokrasi. Namun, harus diingat juga bahwa para panitia penyelenggara pemilu bekerja siang dan malam selama 24 jam non-stop dan berhari-hari. Kerja keras. Banyak rekan kami yang meninggal. Seharusnya ada perhatian dari para kandidat," katanya. (ind/pojokjabar)
Video Pilihan Redaksi:
Pemilu Serentak 2019 menjadi pesta demokrasi yang angker buat petugas KPPS. Hingga Senin (22/4) pukul 15.00 WIB tercatat sudah 90 orang yang meninggal.
Redaktur & Reporter : Adek
- Petugas di Lapangan Harus Tahu Aturan Pelaksanaan Pemungutan Suara
- Hadiri Simulasi KPU yang Ketiga di Tangsel, Ketua Bawaslu Berikan Sejumlah Catatan
- KPU Libatkan Warga Disabilitas Jadi KPPS Pilkada 2024
- 3.864 KPPS Akan Bertugas di 552 TPS Kota Kupang Pada Pilkada 2024
- Tugas KPPS Sangat Penting, Harus Jalankan Tugas Sesuai UU
- Ingat, Penyelenggara Pemungutan Suara di TPS Harus Netral