Seiji Maehara Berpeluang jadi PM Jepang

Naoto Kan Mundur dari Ketua Demokratik

Seiji Maehara Berpeluang jadi PM Jepang
Seiji Maehara Berpeluang jadi PM Jepang
Lengsernya Kan memaksa Jepang memilih PM ke-6 dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Seperti empat PM sebelumnya, Kan pun tak mampu menanggung beban pemerintahan yang terlalu berat. Selain krisis nuklir yang baru muncul tahun ini, Negeri Sakura itu sudah menanggung tiga masalah besar lainnya. Yakni, utang yang membengkak, stagnasi ekonomi dan populasi yang didominasi kaum lanjut usia.

Pengunduran diri Kan ini sudah terdengar sejak Juni lalu. Ketika itu, suami Nobuko tersebut berjanji untuk lengser dari kedudukannya begitu parlemen meloloskan tiga perundangan baru. Ketiganya berkaitan erat dengan anggaran negara, rekonstruksi gempa bumi dan tsunami serta energi terbarukan. Kemarin, parlemen akhirnya meloloskan dua perundangan terkait anggaran dan energi terbarukan.

Sedangkan, perundangan soal pemulihan Jepang pasca gempa bumi dan tsunami sudah disahkan sejak Juli lalu. Sesuai janjinya, Kan pun langsung mengajukan pengunduran diri begitu parlemen meloloskan dua perundangan yang dia usulkan. "Dalam situasi ini, saya merasa sudah melakukan segalanya yang terbaik untuk negara ini. Kini, saya serahkan kepada Anda semua untuk memilih pemimpin baru," ujarnya.

Kemarin, bursa pengganti Kan pun langsung ramai. Sejauh ini, kandidat paling kuat yang dianggap layak menggantikan Kan adalah mantan menteri luar negeri Seiji Maehara. Tapi, pakar pertahanan berusia 49 tahun itu harus bersaing dengan Menteri Keuangan Yoshihiko Noda dan Menteri Perdagangan Banri Kaieda.

TOKYO - Jepang akan segera memiliki perdana menteri (PM) baru. Kemarin (26/8), Naoto Kan mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi ketua Partai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News