Sejarah Hidup
Rencana awal, kami berempat berkumpul di satu ruangan di Harian Disway. Lalu pembicaraan itu disiarkan secara live. Rupanya Pak Arief belum membaca pembatalan acara itu. Sampai di RS pun masih kepikiran.
Saya mengira Pak Arief akan baik-baik saja. Ia tahu bagaimana harus menjaga diri. Usaha pokoknya adalah: memproduksi oksigen. Sukses besar. Lalu mulai merambah ke usaha-usaha lain yang masih terkait dengan bidang kesehatan.
Yang pasti ia sudah divaksinasi. Sudah dua kali. Bahkan vaksinasi pertama di Surabaya dilaksanakan di gedung barunya yang megah di Surabaya Timur. Yang dihadiri Menteri Kesehatan Budi Sadikin. Yang istri saya menjadi yang divaksinasi pertama. Saya belum boleh divaksinasi saat itu - -baru sembuh dari Covid.
Berhari-hari Pak Arief memimpin sendiri ketertiban acara vaksinasi di situ. Agar tidak menjadi kluster penularan. Bahaya. Ribuan orang mendaftar divaksinasi saat itu.
Saya begitu optimistis Pak Arief akan bisa mengatasi sakitnya. Sehari sebelum meninggal pun masih aktif dengan HP-nya.
Baru Jumat sore jam 15.30, saya lihat, dari notifikasi di HP-nya, tidak aktif lagi.
Ternyata saat itulah Pak Arief mulai merasakan sesak napas. Oksigennya turun ke 94. Mulailah dipasang oksigen.
Namun, tidak langsung naik. Senja pun terlewati tanpa ada tanda-tanda kadar oksigen lebih baik. Mulailah dibicarakan kemungkinan dimasukkan ICU.