Sejarah Hidup

Sejarah Hidup
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Namun, ICU penuh. Di semua rumah sakit.

Setalah diusahakan dengan berbagai upaya akhirnya mendapat ICU. Namun, terjadilah ini: jantungnya berhenti. Jam 21.30 ia meninggal dunia. Ia belum sempat masuk ICU.

Begitu cepat. Kurang dari enam jam sejak ia tidak aktif lagi di teleponnya.

Pak Arief memang pebisnis yang sangat sibuk, pun di kala pandemi.

Kebutuhan oksigen memang melonjak luar biasa. Normalnya ia senang: dagangannya laris. 

Namun, Arief berada dalam tekanan yang sangat berat. Ia tahu kalau sampai terjadi krisis oksigen di Indonesia –seperti pernah terjadi di India– ia merasa harus bertanggung jawab.

Samator, perusahaan yang ia dirikan, adalah produsen oksigen terbesar di Indonesia. Produksinya 800 juta ton setahun. Pabriknya 48 buah. Di sebagai daerah di seluruh Indonesia.

Ia begitu sering dipanggil rapat. Dalam kaitan ketersediaan oksigen. Ia harus mengawasi agar semua pabriknya bekerja 24 jam tanpa istirahat.

Ia meninggal di hari yang sama dengan putri Proklamator Indonesia, juga dengan penyebab yang sama: Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News