Sejarah, IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
Meski demikian, Reza masih ragu apakah indeks mampu meneruskan penguatan ke level 6.000.
Alasannya, tekanan ekonomi global terus menguat terdorong sikap Presiden AS Donald Trump yang bersikap protektif dan tidak mencapai kesepakatan yang baik pada pertemuan G20.
Selain itu, putusan pemerintah Inggris soal Brexit yang memengaruhi kondisi ekonomi dan geopolitik negara-negara Uni Eropa.
Jika pada tahun ini Indonesia berhasil mendapat peringkat yang lebih baik dari S&P serta terus menunjukkan tren pertumbuhan positif, sentimen global dapat ditekan.
’’Soalnya, tekanan global memang cukup kuat dan memengaruhi emerging markets, bukan Indonesia saja. Kalau kita bisa punya perbaikan dari dalam negeri akan lebih bagus,’’ terang Reza.
Secara terpisah, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara berharap S&P memperbaiki rating kredit Indonesia.
Namun, jika S&P tidak memperbaiki, Mirza mengaku tak memedulikan.
Sebab, lembaga pemeringkatan lain seperti Moody’s, Fitch Ratings, dan JCRA sudah memberikan investment grade pada Indonesia.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi dalam sesi perdagangan Jumat (24/3).
- Cristiano Ronaldo Ciptakan Rekor Baru
- Pasar Merespons Positif Penunjukan Thomas Djiwandono sebagai Wamenkeu
- Rupiah Berfluktuasi, Tim Satgas Sinkronisasi Pemerintahan Turun Tangan
- Messi Pecahkan Rekor Caps Terbanyak di Copa America
- Cristiano Ronaldo: Saya tidak Memburu Rekor, Rekorlah yang Mengikuti Saya
- Leverkusen tak Terkalahkan di 49 Laga, Xabi Alonso Bilang Begini