Sejarah, IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Meski demikian, Reza masih ragu apakah indeks mampu meneruskan penguatan ke level 6.000.
Alasannya, tekanan ekonomi global terus menguat terdorong sikap Presiden AS Donald Trump yang bersikap protektif dan tidak mencapai kesepakatan yang baik pada pertemuan G20.
Selain itu, putusan pemerintah Inggris soal Brexit yang memengaruhi kondisi ekonomi dan geopolitik negara-negara Uni Eropa.
Jika pada tahun ini Indonesia berhasil mendapat peringkat yang lebih baik dari S&P serta terus menunjukkan tren pertumbuhan positif, sentimen global dapat ditekan.
’’Soalnya, tekanan global memang cukup kuat dan memengaruhi emerging markets, bukan Indonesia saja. Kalau kita bisa punya perbaikan dari dalam negeri akan lebih bagus,’’ terang Reza.
Secara terpisah, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara berharap S&P memperbaiki rating kredit Indonesia.
Namun, jika S&P tidak memperbaiki, Mirza mengaku tak memedulikan.
Sebab, lembaga pemeringkatan lain seperti Moody’s, Fitch Ratings, dan JCRA sudah memberikan investment grade pada Indonesia.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi dalam sesi perdagangan Jumat (24/3).
- Ancelotti Sebut Mbappe Punya Kesempatan Menyamai Rekor Ronaldo di Real Madrid
- Breaking News: Investor Frustrasi, Rupiah Tembus Rp 16.620
- Pengurus Danantara Diresmikan, Pasar Merespons Begini
- Rosan Sebut IHSG Menunjukkan Tren Positif Setelah Pengumuman Struktur Danantara
- Anjloknya IHSG Masih Dalam Jangkauan Mitigasi
- IHSG Anjlok, Waka MPR: Kuatkan Basis Investor Instituional Domestik