Sejarah! India Memilih Perempuan dari Etnis Minoritas Jadi Presiden
Parlemen India dan badan legislatif negara bagian telah memilih presiden pertama negara itu dari komunitas masyarakat adat, yang dapat meningkatkan daya tarik partai Perdana Menteri Narendra Modi di antara kelompok-kelompok yang terpinggirkan menjelang pemilihan umum 2024.
Droupadi Murmu, seorang guru berusia 64 tahun yang menjadi politisi, akan menjadi perempuan kedua yang memegang peran seremonial sebagai kepala negara pada 25 Juli untuk masa jabatan lima tahun.
Lebih dari 4.500 politisi negara bagian dan federal memberikan suara dalam pemilihan presiden pada hari Senin (18/07) dan surat suara dihitung pada hari Kamis (21/07).
Kemenangan Murmu dipastikan karena dia didukung oleh Partai Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Modi, yang mendominasi politik federal dan negara bagian.
"Seorang putri India yang berasal dari masyarakat adat yang lahir di bagian terpencil India timur telah terpilih sebagai presiden kami," kata Modi di Twitter.
Lahir dari keluarga suku Santhal dari negara bagian Odisha, Ibu Murmu memulai karirnya sebagai guru sekolah dan secara aktif berpartisipasi dalam masalah masyarakat.
Dia kemudian bergabung dengan politik arus utama dan menjabat sebagai politisi negara bagian BJP di Odisha sebelum menjadi gubernur negara bagian Jharkhand di bagian timur.
Pemilihannya dipandang sebagai penjangkauan BJP ke komunitas masyarakat adat India, yang terdiri lebih dari 8 persen dari 1,4 miliar penduduknya.
Droupadi Murmu, seorang guru berusia 64 tahun yang menjadi politisi, telah terpilih sebagai presiden India yang baru
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia