Sejarah Monumen Soekarno di Pusat Kota Jepang
Kamis, 17 September 2015 – 15:26 WIB
Kepada sdr Ichiki Tatsuo dan sdr Yoshizumi Tomegoro. Kemerdekaan bukanlah milik sesuatu bangsa sadja, tetapi milik semua manusia. Tokyo, 15 Februari 1958. Soekarno.
Ichiki Tatsuo adalah pemimpin redaksi Asia Raya, koran tempat Rosihan Anwar pernah bekerja. Dialah orang yang menerjemahkan buku teori perang gerilya Jepang ke bahasa Indonesia.
Tomegoro Yoshizumi, kepala intelejen di kantor Laksamana Maeda. Dia pengagum Tan Malaka. Saat jumpa, Tan memberinya nama Arif. Ketika perang kemerdekaan Indonesia meletus (1945-1949) Yoshizumi berjuang di pihak Indonesia.
Isi surat Soekarno inilah yang diabadikan pemerintah Jepang pada sebuah monumen di kuil Seisho Ji. (wow/jpnn)
DI Jepang ada menara tinggi menyerupai Eiffel. Dinamakan Tokyo Tower. Simbolisasi semacam Monas di Jakarta. Di kawasan ini berdiri sebuah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Freddie Mercury, Majusi dan Asma Allah di Jagat Rock
- Tak Perlu Sekolah Tinggi, Inilah Kisah Penemu Listrik...
- Benarkah Ekspedisi Pamalayu Penaklukkan Jawa atas Sumatera? Ini Bukti Arkeologisnya...
- Saat Ditemukan, Candi ini Menginspirasi Belanda Membuat Kapal, Eh...Ditenggelamkan Nazi
- Kota Tjandi, Nama Asli Wilayah Candi Muara Takus
- Obituari Ani Yudhoyono