Sejarah Pendopo Tempat Kaesang Menikah dan Bangunan Sakral untuk Meditasi

Sejarah Pendopo Tempat Kaesang Menikah dan Bangunan Sakral untuk Meditasi
Bale Kambang, bangunan yang dianggap sakral di kompleks Kedhaton Ambarukmo. Foto: royalambarrukmo.com

Adapun atapnya disangga 36 pilar. Pilar sebanyak itu dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yakni Saka Guru atau tiang utama (4 buah), Saka Penanggap atau pendukung pilar utama (12 buah), dan Saka Penitih (20 buah) atau tiang luar yang berfungsi sebagai penukung.

Seluruh pilar itu memiliki umpak berpahat kaligrafi Arab. Pada bagian pilar di atas umpak itu dihiasi ukiran berbentuk Wajikan, Saton, Tlacapan, Mirong, dan Plaba.

Selain Pendopo Agung, bangunan yang sudah cukup kondang di Kedhaton Ambarrukmo ialah Bale Kambang. Bangunan dua tingkat itu berada di pojok utara kompleks Kedhaton Ambarrukmo.

Secara harfiah, Bale Kambang berarti balai yang mengambang. Bangunan berbentuk oktagon itu berada di tengah-tengah kolam.

Dahulu, raja menggunakan lantai atas Bale Kambang untuk bermeditasi. Adapun lantai bawah beserta kolamnya difungsikan sebagai tempat bersantai bagi permaisuri, putri raja, maupun anggota lain keluarga keraton.

Atap Bale Kambang berbentuk kerucut yang dilengkapi mahkota di pucuknya. Bangunan itu memadukan gaya Belanda dan filosofi arsitektur asli Jawa.

Memang bangunan itu dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada Kerajaan Belanda. Namun, arsitektur Bale Kambang tetap menjunjung tinggi martabat Kerajaan Jawa.

Pada zaman dahulu, air untuk kolam di Bale Kambang berasal dari Sungai Tambak bayang yang disaring secara alami.

Di kompleks Kedhaton Ambarrukmo tidak hanya terdapat Pendopo Agung tempat Kaesang menikah, tetapi juga ada situs sakral.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News