Sejarah Radio Masuk Indonesia
“Malam itu orang-orang di Pura Mangkunegaran berkumpul di Prangwedanan bersama Mangkunegara VII dan permaisuri Gusti Ratu Timur,” tulis Sarsito dalam Triwindoe Mangkunegoro VII Gedenkboek (1939).
Melalui radio Philips jenis Tombstone, “mereka mendengarkan siaran langsung pidato Ratu Wilhelmina. Itu adalah suatu saat yang tak terlupakan,” kenang Sarsito.
Baca juga: Inilah yang terjadi ketika orang Indonesia pertama mendengar radio.
Setelah pidato live Sang Ratu, selain bertalian dengan kepentingan politik propaganda kolonial, Philips melihat prospek bisnis.
Semenjak itu, “Philips langsung memproduksi radio secara massal,” kata Didi Sumarsidi, ketua komunitas pecinta radio kuno Padmaditya, tempo hari.
Situs resmi Philips melansir, mereka mulai serius memproduksi radio sejak 1927.
Hingga 1932, Philips telah menjual satu juta radio dan langsung menjelma jadi produsen radio terbesar di dunia.
Bahkan Philips mendirikan pabrik di Hindia Belanda.
SEBAGAIAN kalangan bilang, inilah puncak zaman teknologi komunikasi. Zaman internet. Di negeri yang hari ini bernama Indonesia, teknologi jenis ini
- RAN hingga Prilly Latuconsina Meriahkan Siaran 40 Jam The Rockin' Life
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Ketua KPI Ajak Seluruh Pihak Berkolaborasi Jaga Eksistensi Televisi & Radio
- Radio jadi Sumber Informasi Pemilu Setelah Televisi
- Survei Nielsen: RRI, Radio Terpopuler di Indonesia
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai