Sejarawan Mengulas Pernyataan Raja Keraton Agung Sejagat
![Sejarawan Mengulas Pernyataan Raja Keraton Agung Sejagat](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2020/01/14/keraton-agung-sejagat-di-desa-pogung-jurutengah-bayan-purworejo-jateng-foto-antaradok-pribadi-94.jpg)
Selanjutnya di Jawa Timur muncul Sendok, Darmawangsa dan seterusnya sampai terjadi Kediri kemudian terakhir menjadi Majapahit abad 12-15.
Soekoso menuturkan Majapahit berakhir tahun 1400 saka atau 1478 Masehi.
"Kalau pernyataan Raja Keraton Agung Sejagat berorientasi pada berakhirnya Majapahit bukan 1518 seharusnya 1478 dan ini selisihnya 40 tahun, maka banyak yang tidak logis," katanya.
Kemudian zaman Mataram Islam tahun 1755 diintervensi Belanda dan dipecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta.
Ia mengatakan Purworejo ini termasuk wilayah Bagelen di bawah kerajaan Surakarta tetapi praktiknya orang-orang masih setia Yogyakarta.
"Dilihat dari kemasyarakatannya dulu sini masih sepi, artinya belum banyak orang dan sisa kerajaan sama sekali tidak ada," katanya. (antara/jpnn)
Sejarawan Purworejo Soekoso DM membeber sejumlah kejanggalan pernyataan Raja Keraton Agung Sejagat.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Apurva Kempinski Bali Pamerkan Naskah Berusia Berabad-abad Zaman Majapahit
- Hendropriyono Bangun Keraton Majapahit Jakarta, Bamsoet: Sangat Dibutuhkan Generasi Muda
- Sejarawan Ungkap Siasat Soeharto Langgengkan Kekuasaan, Ada Istilah Kudeta Merangkak
- 1000 Quanzhou
- Sejarawan Undip: Rakyat Butuh Teladan untuk Menjaga Pancasila
- Artefak Diduga Peninggalan Majapahit Ditemukan di Lahan Warga