Sejarawan Undip: Rakyat Butuh Teladan untuk Menjaga Pancasila

jpnn.com, SEMARANG - Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro (Undip) Singgih Tri Sulistiyono mengatakan Hari Kesaktian Pancasila diperingati untuk mengenang upaya penyelamatan terhadap kondisi pemerintahan pada era 1965 ketika sempat muncul usaha pengambilalihan kekuasaan yang diwarnai isu Dewan Jenderal.
Menurut Singgih, Pancasila sebagai ideologi terus diganggu ideologi lain yang ingin menghegemoni Indonesia.
“Dalam perkembangan selanjutnya berdasarkan wacana politik dan pendapat yang berkembang, usaha makar tersebut ternyata didalangi kekuatan komunis,” ujar Singgih yang juga Ketua DPP LDII, Sabtu (30/9).
Menurutnya, pengusung paham komunisme berkeinginan mengganti ideologi Pancasila, meskipun akhirnya percobaan melawan negara itu berhasil digagalkan.
Pancasila kemudian dianggap sakti dan terbukti lestari sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa.
Peristiwa kekalahan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang disimbolkan dengan Kesaktian Pancasila merupakan peristiwa pada masa lampau.
Namun, yang tak kalah penting dilakukan bangsa ini ialah memberikan makna terhadap momentum Kesaktian Pancasila.
"Sebab, menumbuhkan cara pandang dan memaknai Pancasila sebagai satu satunya ideologi dan dasar negara Indonesia sangat penting,” imbuh Singgih.
Sejarawan Undip Singgih Tri Sulistiyono menegaskan rakyat Indonesia butuh teladan untuk menjaga Pancasila.
- Dewan Pakar BPIP Djumala: KAA, Legacy Indonesia dalam Norma Politik Internasional
- Ganesha Operation dan FT UNDIP Bantu Siswa Menghadapi Persaingan Masuk PTN
- Soeharto Memenuhi Kriteria Jadi Pahlawan Nasional, tetapi Terganjal Hal Ini
- Lulusan CPNS dan PPPK 2024 Dongkrak Jumlah ASN Hingga 5,7 Juta Orang
- PA GMNI Dorong Etika Bernegara Berbasis Pancasila untuk Atasi Krisis Demokrasi
- Slamet Ariyadi DPR: Lemhanas Perlu Merevitalisasi Pembelajaran dan Pemahaman Ideologi Pancasila