Sejumlah Alasan Kenapa Perusahaan di Australia Batal Mensponsori Visa

"Saya tanya lagi ke atasanku tentang sponsor yang dijanjikan dan dia bilang, 'oh saya lupa, ya sudah entar saya akan tanya yang punya restoran tentang sponsorship-mu," jelas Ali.
"Besoknya, dia bilang, 'maaf, kami sudah tidak bisa lagi mensponsori karena pemilik usaha sudah menghabiskan terlalu banyak dana untuk mensponsori yang lebih senior.'"
"Bete, [padahal] saya udah kerja dari awal buka restoran."
Ali merasa tidak diprioritaskan, karena restoran tersebut sudah mensponsori visa permanen untuk tiga pegawai di tahun ini, termasuk satu rekan kerjanya yang dianggap lebih punya pengalaman dan dibutuhkan perusahaan.
Konfir mengatakan saat ini mensponsori karyawan untuk mendapatkan visa agar mereka bisa bekerja dan tinggal lebih lama, bahkan sampai menetap di Australia, memang sedang sulit.
"Tidak ada solusi yang terjamin untuk mendapatkan PR [Permanent Resident], belakangan ini memang sulit, apalagi meminta untuk disponsori perusahaan," ujar Konfir.
"Bukan terhadap orang Indonesia saja, ini juga sering terjadi di komunitas lain-lainnya juga.
"Orang-orang harusnya melihat itu [peluang disponsori] sebagai sebuah kesempatan, dibanding sebagai hak mereka."
Sejumlah pekerja asal Indonesia mengaku kecewa ketika perusahaan tempat mereka kerja batal mensponsori visa mereka agar bisa bekerja dan tinggal lebih lama di Australia
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia