Sejumlah Calon Anggota DPD RI Dapil NTT Desak KPU Hentikan Sirekap
“Kami korban dari teknologi ini. Sebab terjadinya kekacauan data yang hakiki. Untuk itu saya mendesak KPU menghapus seluruh data Sirekap. Sbab data yang naik dan turun ini mengganggu psikologi tim yang sedang bekerja di lapangan,” tegasnya.
Persoalan data Sirekap ini juga dialami calon anggota DPD RI Maksimus Ramses Lalongkoe.
Menurut mantan jurnalis ini, tabulasi data Simen KPU yang mengalami naik turun sangat merugikan peserta pemilu.
“Saya sendiri juga mengalami. Tiba-tiba tabulasi data Simen KPU alami perubahan yang sangat tidak wajar bahkan naik turun sangat tidak rasional dan ini sangat merugikan peserta pemilu,” ucap Ramses sapaan akrab Maksimus
Dia pun mendesak KPU untuk bekerja professional sehingga tidak merugikan peserta pemilu.
Desakan serupa juga disampaikan calon anggota DPD RI Sarah Lery Mboeik. Dia meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI untuk mengevaluasi penghitungan suara dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).
“KPU harus mengevaluasi 'real count' (hitung nyata) penghitungan suara yang ditampilkan di website-nya, dan menjelaskan kepada publik mengapa angka-angkanya demikian," kata Sarah.
Sarah mengatakan penghitungan suara Sirekap yang dinilai tidak akurat dikhawatirkan menjadi sumber masalah baru terhadap integritas hasil pemilu.
Sejumlah calon anggota DPD RI Dapil Provinsi NTT mendesak KPU) RI menghentikan Sistem Rekapitulasi Suara Pemilu (Sirekap).
- Harun Masiku ke Luar Negeri 6 Januari, Besoknya Balik Lagi
- Begini Sikap Pemerintah soal Putusan MK yang Batalkan Presidential Threshold
- KPU Sukabumi Ungkap Penyebab Turunnya Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024
- Rommy Minta Pengurus Partai Tobat, Wasekjen PPP Bereaksi Begini
- Selama 2024, DKPP Pecat 66 Penyelenggara Pemilu
- KPU Audit Dana Kampanye 2 Paslon Kada Pilgub Kepulauan Riau