Sejumlah Jenis Baru Virus Corona Mengkhawatirkan Tapi Para Pakar Optimis
"Tingkat kemanjuran yang lebih dari 50 persen dianggap dapat diterima, tapi jelas hal itu merupakan penurunan yang relatif besar," ujar Prof Terry Nolan.
Studi lain yang mengamati sampel darah warga terinfeksi di Afrika Selatan menemukan hampir setengahnya tak memiliki antibodi penetral yang dapat dideteksi terhadap varian baru.
Hal ini menunjukkan bahwa varian baru dapat lolos dari kekebalan yang diinduksi secara alami sehingga membuka peluang terjadinya infeksi ulang.
Hal ini mirip dengan yang terjadi pada varian asal Brasil. Terjadi lonjakan kasus positif pada mayoritas orang yang telah terinfeksi sebelumnya.
Namun patut diingat bahwa vaksin yang ada sekarang menghasilkan kekebalan tubuh yang jauh lebih kuat daripada infeksi itu sendiri. Selain itu, antibodi hanyalah salah satu komponen dari pertahanan kekebalan tubuh manusia.
Menurut Prof Stuart Turville, sejauh ini tidak ada varian virus corona yang terbukti sepenuhnya menghindari antibodi yang dihasilkan vaksin.
Photo: Inggris, Afrika Selatan, Australia dan Selandia Baru memiliki pengurutan genom COVID-19 tertinggi di dunia. (AP: Jerome Delay)
Bisakah vaksin diperbarui?
Di saat para peneliti tetap optimistis dengan kemampuan vaksin yang ada saat ini untuk melindungi kita dari varian baru virus corona, virus ini mungkin mulai berkembang untuk menghindari kemanjuran vaksin.
Kemunculan sejumlah varian baru virus corona telah menimbulkan kekhawatiran tentang seberapa cepat virus ini berubah
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata