Sejumlah Negara Pasifik Terserang Wabah Chikungunya

Para pakar kesehatan di wilayah Pasifik mengatakan, mereka khawatir akan persebaran virus chikungunya, yang berasal dari nyamuk, di berbagai negara Pasifik yang belum pernah terjangkit virus ini.
Kasus pertama chikungunya di Pasifik terdeteksi di Kaledonia Baru sekitar tiga tahun yang lalu, namun wabah di Polinesia Perancis yang terjadi akhir tahun lalu, telah menunjukkan betapa cepat virus ini bisa menyebar.
Menurut pejabat kesehatan setempat, virus tersebut, sejauh ini, telah menewaskan 14 orang di Polinesia Perancis.
Tahun lalu, Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) memperingatkan, virus chikungunya bisa menyebar ke wilayah Pasifik dan ke pulau-pulau disekitarnya, selama 1 atau 2 tahun ke depan.
Menurut WHO, pakar kesehatan masih belum menemukan vaksin yang bisa mencegah virus ini dan belum ada terapi obat antivirus tertentu yang telah dikembangkan.
Seorang ahli epidemiologi dari Sekretariat Komunitas Pasifik, Dr Adam Roth mengatakan, dalam tiga bulan terakhir di Polinesia Perancis, 55.000 orang tercatat melakukan konsultasi tentang penyakit chikungunya. Namun menurutnya, ada lebih banyak orang yang telah terjangkit penyakit ini, tetapi belum melakukan perawatan medis.
"Ada kemungkinan sejumlah kasus dengan gejala lebih ringan dan mereka tak melakukan konsultasi. Jadi kemungkinan ada lebih dari 55.000 konsultasi," utaranya.
Para pakar kesehatan di wilayah Pasifik mengatakan, mereka khawatir akan persebaran virus chikungunya, yang berasal dari nyamuk, di berbagai negara
- Kabar Australia: Hampir 100 Orang Tenggelam Sepanjang Musim Panas
- Dunia Hari Ini: Ribuan Harus Mengungsi, BMKG Minta Warga Tetap Siaga
- Dunia Hari Ini: Kesehatan Paus Kembali Mengalami Kemunduran
- Peserta WHV Asal Indonesia yang Meninggal Dikenang Ayahnya Sebagai Orang Saleh
- Dunia Hari Ini: Jenazah Dua Pendaki Gunung Cartensz di Papua Sudah Dievakuasi
- Sulitnya Berbaik Sangka kepada Danantara