Sejumlah Orang Tua Masih Khawatirkan Rencana Sekolah Tatap Muka Terbatas di Tengah Pandemi

Anggi Swasti Suryandari akhirnya bisa bernafas lega saat sekolah putranya mulai membuka pertemuan tatap muka terbatas.
Sudah lebih dari satu tahun ini Anggi, yang yang bekerja dari rumah, harus sambil mengawasi anaknya belajar jarak jauh.
“Kemarin-kemarin ini ibunya lumayan emosi jiwa," ujar Anggi setengah tertawa.
"Karena tugas-tugasnya dari sekolah kan cukup banyak, sementara anaknya kalau disuruh belajar enggak mau, disuruh susah, jadi ibunya yang repot."
Putra Anggi, Ifat Prabawa, juga tak kalah senang.
“[Saya] lebih suka pergi ke sekolah, karena bisa ketemu teman-teman,” kata Ifat yang sekarang duduk di kelas enam sekolah dasar.
Anggi merasa pembukaan sekolah ini membantu sedikit bebannya, terutama untuk Ifat sehingga ia bisa memiliki aktivitas lain tidak hanya di rumah saja.
Meski Ifat masih masuk ke kategori anak yang belum bisa divaksinasi, Anggi tidak terlalu khawatir anaknya tertular.
Sejumlah sekolah di berbagai provinsi di Indonesia sudah mulai melakukan uji coba sekolah tatap muka
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia