Sejumlah Orang Tua Masih Khawatirkan Rencana Sekolah Tatap Muka Terbatas di Tengah Pandemi
Ia menambahkan pihak sekolah berharap orangtua bisa mengantar-jemput anak dengan kendaraan pribadi dan sebisa mungkin menghindari kendaraan umum.
“Hand sanitiser, masker, masker cadangan, dan face shield juga harus disediakan orangtua," ucapnya.
Pipit juga yakin anaknya sudah cukup dewasa untuk bisa menaati protokol kesehatan.
"Kalau anak saya masih SD atau SMP, mungkin masih kepikiran sih. Tapi mungkin kekhawatirannya lebih ke pakai maskernya yang benar, enggak di dagu atau di leher."
Dengan semua kondisi yang disodorkan sekolah, Pipit memberi persetujuan untuk anaknya menjalani pertemuan tatap muka, dengan catatan ada evaluasi yang menjadi pegangan orangtua.
"Misalnya dirasa saat berjalan itu ada protokol yang tidak dijalankan dengan baik, orangtua boleh mencabut izin anaknya untuk tidak ikut tatap muka."
Mengkhawatirkan protokol kesehatan di sekolah
Berbeda dengan Pipit, Astrid Lim masih belum merasa aman melepas anaknya, Joshua Yofel, kembali ke sekolah.
Keraguannya beralasan, karena Yofel yang duduk di kelas 1 SMP belum genap berusia 12 tahun, artinya belum boleh menerima vaksin COVID-19.
Sejumlah sekolah di berbagai provinsi di Indonesia sudah mulai melakukan uji coba sekolah tatap muka
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata