Sejumlah Pastor di Australia Terima Tunjangan Untuk Pekerja, Gereja Minta Bagian

"Mereka sudah mendapatkan perumahan, makanan, dan layanannya yang dibayarkan oleh gereja. Ini $3.000 per bulan murni uang saku," tambahnya.
Pihak Keuskupan mengakui peningkatan pendapatan yang sangat besar ini, akan menciptakan perbedaan penghasilan antara pastor yang mendapatkan JobKeeper dan yang tidak memenuhi syarat.
Tidak jelas mengapa sejumlah pastor di keuskupan itu tidak memenuhi syarat JobKeeper, namun diperkirakan karena program ini hanya bagi warga negara Australia atau penduduk tetap.
"Ini menciptakan sistem penggajian dua tingkat yang selalu menjadi anatema atau kutukan bagi semangat kebersamaan dalam keuskupan," kata surat tersebut.
"Ini tidak fair dan tidak adil, terutama bila mempertimbangkan prinsip penggajian setara yang berlaku," katanya.
Keuskupan tadinya mau potong gaji pastor
Awalnya Keuskupan berusaha menyelesaikan perbedaan penghasilan dengan meminta para pastor penerima tunjangan JobKeeper untuk "menyimpan" setengah tunjangannya sebagai "uang muka" dari gaji mereka setelah tunjangan JobKeeper berakhir pada September.
"Petugas gereja yang memenuhi syarat tunjangan JobKeeper akan melepaskan gaji untuk periode Oktober 2020 hingga Maret 2021, setelah menabung dari gaji lebih yang diterima selama periode sebelumnya," kata surat tersebut.
"Ini juga akan memungkinkan menambah cadangan gaji dan pensiun petugas gereja yang akan sangat terkuras pada akhir September," tambahnya.
Gereja Katolik meminta para pastor yang menerima tunjangan JobKeeper bagi pekerja terdampak COVID-19 di Australia, agar menyumbangkan sebagian uang tersebut kepada pihak gereja
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia