Sejumlah Raksasa Teknologi Tinggalkan Tiongkok karena Faktor Regulasi dan Ekosistem Berbeda
Kalangan bisnis Amerika Serikat telah lama terpikat pada kutipan dari Jack Welch, mantan CEO General Electric, tentang masa depan pasar Tiongkok.
"Kita semua berharap hanya langit yang akan jadi batasnya," ujarnya saat berkunjung ke Shanghai pada 1990-an.
Dorongan dari Jack Welch tentang peluang tak terbatas ini tak ayal lagi memikat perusahaan-perusahaan AS lainnya ke Tiongkok.
Salah satunya Jeff Bezos, pendiri perusahaan raksasa teknologi Amazon.
Perusahaan itu masuk ke Tiongkok sejak tahun 2004 melalui akuisisi penjual buku online lokal Joyo seharga $110 juta, mengubah namanya menjadi Amazon Tiongkok sebagai platform e-commerce pada tahun 2011.
Namun pada 2019, ketika Tiongkok membuat rekor penjualan online senilai $2,3 triliun dengan lebih dari 900 juta pembeli domestik, Amazon justru mengumumkan akan menutup bisnis domestiknya, dan lebih fokus pada penjualan lintas negara untuk pelanggan Tiongkok.
Surat kabar The New York Times melaporkan, meskipun minat belanja online kuat di dalam negeri, namun Tiongkok hanya menyumbang kurang dari 6 persen dari penjualan global Amazon tahun itu.
Bukan hanya pasar perdagangan online Amazon gagal mencapai tujuannya di Tiongkok, tapi juga pasar e-book (buku digital) yang bernilai miliaran dolar.
Sejumlah perusahaan raksasa teknologi memutuskan untuk meninggalkan pasar domestik Tiongkok
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia