Sejumlah Raksasa Teknologi Tinggalkan Tiongkok karena Faktor Regulasi dan Ekosistem Berbeda

Kindle akan meninggalkan Tiongkok
Salah satu produk Amazon, Kindle, diluncurkan di Tiongkok pada tahun 2013, dengan perangkat rak buku virtualnya yang berisi jutaan e-book. Produk ini langsung menarik konsumen Tiongkok yang masih mengandalkan buku-buku bersampul tipis pada saat itu.
Kindle juga mendorong ledakan di pasar e-book Tiongkok. Pemerintah melaporkan bahwa Amazon menduduki 65 persen pangsa pasar pada tahun 2019.
Pada tahun 2021, data pemerintah Tiongkok menunjukkan sektor e-reading telah memperoleh pendapatan $9 miliar, meningkat 20 persen dari tahun sebelumnya.
Lebih dari 506 juta pengguna Tiongkok dilaporkan mengakses eBook tahun lalu, dengan rata-rata setiap orang membaca 11,58 judul buku digital.
Oleh karena itu, ketika bulan lalu Amazon mengumumkan akan menutup toko e-booknya di Tiongkok mulai tahun depan, banyak yang kaget.
"Kami masih berkomitmen untuk pelanggan kami di Tiongkok," kata juru bicara Amazon kepada ABC News.
"Sebagai perusahaan global, kami secara berkala mengevaluasi layanan dan terus melakukan penyesuaian, di mana pun kami beroperasi," katanya.
Amazon ternyata bukan satu-satunya raksasa teknologi AS yang akan hengkang dari Tiongkok.
Sejumlah perusahaan raksasa teknologi memutuskan untuk meninggalkan pasar domestik Tiongkok
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya