Sejumlah Rumah Sakit di Gaza Mengalami Pemadaman Listrik
Dikutip dari situs Kompas TV, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Judha Nugraha mengatakan masalah yang dihadapi adalah terbatasnya persediaan bahan bakar solar untuk menjamin listrik.
Para dokter di Gaza mengatakan pasien yang tiba di rumah sakit menunjukkan tanda-tanda penyakit karena jumlah orang yang harus dirawat membludak serta sanitasi yang buruk.
Lebih dari 1,4 juta orang meninggalkan rumah mereka di Gaza untuk mencari tempat penampungan sementara akibat serangan terbesar yang pernah dilakukan Israel.
Namun kecil kemungkinan gencatan senjata bisa dilakukan dalam waktu dekat.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 5.791 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober, termasuk 2.360 anak-anak.
Dalam waktu 24 jam saja, sebanyak 704 orang terbunuh.
Di Israel, pihak berwenang melaporkan jumlah korban tewas mencapai 1.400 orang, sebagian besar akibat serangan Hamas pada 7 Oktober.
Israel akan cegah masuknya bahan bakar
UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina, memperingatkan dalam sebuah postingan di platform pesan X jika mereka terpaksa akan menghentikan operasi di Gaza pada Rabu malam karena kekurangan bahan bakar.
Semua rumah sakit di Gaza mengatakan kehabisan bahan bakar untuk menggerakkan generator listrik, sehingga semakin tidak mampu merawat korban luka dan sakit
- Wamendagri Bima Serahkan Dokumen Kependudukan untuk Bayi yang Lahir 25 Desember
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Innalillahi, Dokter Tim Persib Raffi Ghani Meninggal Dunia
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia