Sejumlah Tokoh Adat Sasak Bertemu Membahas Sangkep Warige

Sejumlah Tokoh Adat Sasak Bertemu Membahas Sangkep Warige
Sangkep Madye di Bale Jajar Desa Adat Ende, Lombok Tengah. Foto: Edi Suryansyah/JPNN.com

"Dalam sidang Madye tadi ditetapkan dengan arif, karena memang sering bergeser sehari atau dua hari," kata Fathurahman.

Selain itu, pihaknya juga membahas sejumlah SOP dalam perayaan acara Bau Nyale.

"Perlu ada SOP itu, dan drafnya nantinya akan disusun lalu akan diberikan kepada pemerintah," jelasnya.

Tidak lama setelah itu, disambut lagi dengan pelantunan tembang oleh budayawan Sasak Lalu Budiman.

Tradisi Suku Sasak ini selalu menarik perhatian setiap tahunnya. Bersamaan dengan pelaksanaan ritual itu, dilaksanakan festival untuk memeriahkan acara.

Saat tradisi Bau Nyale, ribuan warga dari berbagai daerah turun langsung ke laut untuk memburu cacing laut yang dipercaya merupakan jelmaan Putri Mandalika.

Putri Mandalika adalah sosok putri dari kerajaan makmur di Lombok yang memiliki jiwa yang bersih dan rela berkorban untuk kesejahteraan masyarakat.

Karena keelokan paras dan budinya, Putri Mandalika menjadi rebutan banyak pangeran dan kesatria pada masa itu. Untuk menghindari perpecahan akibat memperebutkan dirinya, Sang Putri membuat keputusan kepada siapa pun yang hendak mendapatkan cintanya harus hadir di Pantai Seger saat dini hari pada tahun 20 bulan 10 di penanggalan Suku Sasak.

Sebelum dilakukan Sangkep Warige, kegiatan didahului dengan Sangkep Madye di Bale Jajar Desa Adat Ende.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News