Sejumlah Tokoh Adat Sasak Bertemu Membahas Sangkep Warige

Mereka yang hendak melamarnya juga harus membawa seluruh pasukannya.
Pangeran, ksatria, dan pemuda berduyun-duyun mengikuti perintah Sang Putri. Tidak disangka, Putri Mandalika justru mendeklarasikan dirinya sebagai Nyale agar dirinya dapat "dinikmati" secara bersama-sama oleh semua orang.
Dia melompat dari atas bukit ke laut dan tidak pernah muncul kembali. Orang-orang berusaha mencarinya, tetapi hanya mendapati Nyale, yaitu binatang laut yang bentuknya seperti cacing dengan warna beragam.
Dari kisah tersebut kemudian muncul tradisi Bau Nyale. Nyale hanya muncul sekali dalam setahun yang dipercayai sebagai hari saat menghilangnya Putri Mandalika.
Nyale kemudian ditangkap dan dikonsumsi oleh masyarakat Mandalika pada acara Festival Bau Nyale.
Tradisi Bau Nyale biasanya diselenggarakan sekitar Februari untuk awal dan Maret untuk akhir di Pantai Seger KEK Mandalika atau di sepanjang pantai selatan Lombok Tengah.(mcr38/jpnn)
Sebelum dilakukan Sangkep Warige, kegiatan didahului dengan Sangkep Madye di Bale Jajar Desa Adat Ende.
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Edi Suryansyah
- Tanam Pohon di Danau Raja, Irjen Herry Ajak Masyarakat Cintai Lingkungan Lewat Adat dan Budaya
- Soal Parapuar, BPOLBF: Tak Ada Pencaplokan, Pendekatan Berbasis Semangat Budaya ‘Lonto Leok’
- IGMJ 2025, Event Musik yang Menyatukan Budaya, Alam, dan Seni dalam Satu Panggung
- Tak Punya Uang, Bu Yuliana Bawa Pulang Jenazah Bayi Pakai Taksi Online
- Mau Mandi di Sungai, Warga Temukan Meriam
- Membangun Tanah Papua dengan Adat