Sejumlah Warga Indonesia Memilih Pensiun di Australia, Inilah Beberapa Kegiatan Mereka

"Jadi tidak kesepianlah. Setiap minggu saya sudah punya kegiatan. Yang penting itu tidak menganggur. kalau nganggur itu membuat frustrasi," katanya.
Menghabiskan waktu untuk kerja sosial
Theodorus Hartono, warga berusia 72 tahun asal Indonesia lainnya, sudah tinggal sebagai pensiunan di Melbourne sejak tahun 2013.
"Setelah pensiun, saya memang sudah menetapkan tujuan hidup saya setelah tidak bekerja lagi untuk bekerja di bidang sosial," ujarnya, yang pernah jadi pengusaha distribusi bahan kimia di Jakarta.
Saat di Indonesia, ia aktif terlibat dengan kegiatan sosial di gereja, dan inilah yang menjadi bekalnya saat tinggal di Australia.
Hartono mengaku awalnya sulit untuk menemukan kegiatan sosial yang ingin dilakukannya di Australia.
"Bingung awalnya mau kerja apa, karena semua orang di sini sudah diurusi oleh negara," katanya.
Tapi sekarang, ia mengambil roti setiap minggu dari sebuah toko jaringan toko roti untuk diberikan kepada warga tunawisma atau warga berpenghasilan rendah.
Hartono mengaku tidak sulit untuk menghabiskan masa pensiun di Australia, asalkan mau bersosialisasi dan melakukan kegiatan sosial.
Indradewi Tirtahimawan, warga Sydney berusia 72 tahun asal Indonesia, merasa hidupnya berubah setelah ia kembali belajar bahasa Inggris setiap pekannya.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia