Sekapur Sirih untuk Double A

Sekapur Sirih untuk Double A
Sekapur Sirih untuk Double A
Benar atau tidak, saya kira, kisah itu menjadi berharga bagi Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan wakilnya, Anny Ratnawaty, yang dilantik Presiden, Kamis (20/5). Betapapun, jabatan menteri tak bisa lepas dari pentas politik.

Barangkali bolehlah disebut sebagai sekapur sirih dan seulas pinang untuk "Double A" - Mas Agus dan Mbak Anny. Setidaknya sebelum keduanya kelak kerap berkunjung ke Senayan, ke gedung DPR RI.

Memang harus bisa dibedakan antara praktek dan teori. Dalam teorinya, keberadaan DPR sebagai lembaga yang mengawasi pemerintahan tak bisa disesali. Bukan hanya trias politica yang mengajarkan itu, namun bahkan tercantum jelas dalam perundang-undangan kita. No way! Mutlak harus dijalankan.

Bahwa jika memang ada praktek yang menyalahi, katakanlah dalam kisruh dan follow-up kasus Bank Century, haruslah diletakkan pada proporsinya. Kesalahan itu, apalagi sampai ada "kartel" dan Sri Mulyani menyebutnya sebagai "perkawinan poiitik", mesti dilihat sebagai kasus yang berdiri sendiri. Artinya, mestinya harus dibikin terang-benderang.

SAYA teringat sandiwara zaman dulu. Para pelakon kerap menangis terisak-isak di depan layar. Ternyata di belakang layar, usai memainkan lakon, mereka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News