Sekapur Sirih untuk Double A
Sabtu, 22 Mei 2010 – 01:35 WIB
Sebaliknya, lembaga yang ada, dalam hal ini DPR, mestilah diperkuat. Tidak karena orang-seorang yang "menyalah" (jika memang benar), kemudian lembaga yang dikorbankan atau diperlemah.
Sayangnya, tidak ada klarifkasi dan verifikasi yang terbuka mengenai soal itu. Sehingga sehabis kuliah umum Sri Mulyani itu, ia hanya menjadi berita sesaat, kemudian lenyap bersama waktu.
Tak adanya klarifikasi, biasanya akan melahirkan gosip dan berbagai isu yang tidak terkonfirmasi dan tidak terpertanggungjawabkan. Lebih buruk lagi, tak mustahil akan terulang di masa depan, sehingga pengalaman kita berdemokrasi, dalam hal ini dalam hubungan pemerintah-DPR, menjadi jalan di tempat.
Repotnya, bagi Agus dan Anny, bagaimanapun akan selalu berhadapan dengan DPR dengan segenap konstelasi politik yang melatarbelakanginya. Hampir mustahil, kedua pemimpin puncak Kementerian Keuangan itu hanya peduli kepada Presiden, tanpa memperhatikan interplay dengan DPR.