Sekber Koalisi Bukti SBY Masih Penakut
Sabtu, 15 Mei 2010 – 11:33 WIB
JAKARTA - Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menilai pembentukan Sekretariat Bersama (Sekber) Parpol Koalisi semakin membuktikan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah sosok yang penakut. Menurut Ikrar, SBY seharusnya sudah cukup berani dan percaya diri dengan meraih 60 persen suara pemilih pada Pilpres 2009 lalu. Namun Ikrar juga menilai konsesi yang diberikan ke Golkar terutama Aburizal Bakri terlalu besar. "Bagi SBY koalisi untuk mengamankan sampai 2014. Tetapi konsesi politiknya terlalu besar, terutama ke Ical Bakrie," tegas Ikrar.
"Kalau saya lihat, SBY secara psikologis memang penakut. Ada bukti, ketika dia terpilih jadi presiden dengan dukungan 60 persen suara, itu harusnya jadi dukungan yang kuat. Tetapi apa yang terjadi? Justru dibentuk koalisi bulat termasuk dengan menarik-tarik PDIP," ujar Ikrar saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema "Sekretariat Bersama Parpol Koalisi : Antara Harapan dan Kenyataan" di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (15/5).
Baca Juga:
Menurutnya, SBY juga tidak akan pernah berhenti berusaha agar PDIP mau masuk ke koalisi. Namun karena karena PDIP tetap menolak, maka mau tidak mau SBY harus mengukuhkan koalisi. Caranya, dengan menjadikan Golkar sebagai pemimpin koalisi. "Jadi SBY mengembalikan beringin (Golkar) sebagai tempat bernaung bagi koalisi," ulas Ikrar.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menilai pembentukan Sekretariat Bersama (Sekber) Parpol Koalisi semakin membuktikan bahwa Presiden Susilo
BERITA TERKAIT
- AIA Health X Hadir Beri Perlindungan Optimal dengan Harga Terjangkau
- Pengemudi Taksi Ini Bantu Lansia Pulang ke Rumah, Andre: Pahlawan di Jalanan
- Pekan TV Fujian dan MNC Jalin Kerja Sama, Siap Perkenalkan Budaya Quanzhou di Tanah Air
- Jebolan Indonesian Idol Ini Bakal Sepanggung Lagi di Malam Puncak Ulang Tahun MNC Group
- Terima Aspirasi Aliansi Pejuang Seleksi CPNS 2024, Paul Finsen Mayor Berharap Prabowo Turun Tangan
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa