Sekeluarga Jalankan Bisnis Narkoba
jpnn.com - SURABAYA - Mengedarkan narkoba kini tidak harus sembunyi-sembunyi dari anggota keluarga. Di Surabaya, ada temuan bahwa peredaran narkoba justru dikendalikan seluruh anggota keluarga. Mereka pun kini disidang bersamaan di Pengadilan Negeri Surabaya dengan barang bukti 534 gram sabu-sabu.


Mereka adalah Ahyat Malawat, 41; Muliati, 43; Gatot Setyo Irianto, 49; dan Evi Susanti, 47. Ahyat adalah suami Muliati, sedangkan Gatot suami Evi. Muliati dan Evi adalah kakak beradik. Bukan hanya itu, Dio Rahma Putra Irianto, 30, anak pasangan Gatot-Evi, juga disidang, namun dalam berkas terpisah. 


Dalam sidang kemarin, keempatnya menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa. Mereka ditangkap bersamaan saat melarikan diri ke Lumajang. "Pak Nyoto (Sunyoto, buron, Red) menyuruh saya kabur yang jauh karena bahaya," kata Gatot. Mereka ketakutan setelah transaksi haramnya diendus polisi.


Transaksi itu sendiri dilakukan ketika Ahyat dimintai tolong Ijul Fadli Ahmad (berkas terpisah) yang berada di Batam untuk mencarikan bandar sabu-sabu besar. Ahyat dan Muliati lantas menelepon Gatot dan Evi. Dari sana Gatot mengabarkan telah mendapatkan bandar yang dimaksud, yaitu Sunyoto.


Ijul dan Ahyat lantas pergi ke rumah Gatot di Sawotratap, Gedangan, Sidoarjo. Saat itu juga datang Sunyoto. Hanya, transaksi gagal karena uang belum tersedia. Mereka sepakat uang akan dibayarkan setelah barang 300 gram tiba di Samarinda.


Ketiganya akhirnya terbang ke Samarinda. Di sana Ahyat dan Ijul menjual sabu-sabu 300 gram kepada Sunyoto seharga Rp 270 juta. Dari tangan Sunyoto barang itu dijual lagi ke Sumantri Rp 350 juta. 


Nahas, saat transaksi kedua, Ijul yang berangkat seorang diri dari Surabaya menuju Samarinda gagal. Dia terdeteksi membawa sabu-sabu saat melintas di pintu pemeriksaan penumpang Bandara Juanda, Surabaya. Ketika itu dia membawa 534 gram sabu-sabu. Dari penangkapan Ijul, polisi mengejar Sunyoto dan dua pasutri tersebut. Mengetahui diburu, Sunyoto menyuruh keempat terdakwa kabur.


Dalam sidang kemarin, Muliati dan Evi berdalih tidak mengetahui apa-apa tentang bisnis suaminya. Mereka mengaku tidak banyak tanya ketika diberi uang oleh suaminya. Hanya, saat hakim bertanya tentang alasannya ke Lumajang, dua perempuan itu sama-sama mengaku takut kepada polisi. "Takut karena membantu jual (narkoba, Red)," jelas Muliati. 

SURABAYA - Mengedarkan narkoba kini tidak harus sembunyi-sembunyi dari anggota keluarga. Di Surabaya, ada temuan bahwa peredaran narkoba justru dikendalikan
- Mayat di Kali Malang Ternyata Sopir Taksi Online Korban Pembunuhan
- Penganiayaan Driver Ojol dan Penumpang di Bandung, Nih Tampang Pelakunya
- Sekda Batanghari Tersangka Kasus Investasi Bodong
- Polisi Tangkap Pelaku Perampokan Toko Emas di Banyumas
- Kasus Kematian Dokter Aulia Risma, Kaprodi PPDS Anestesiologi Undip Jadi Tersangka
- Bea Cukai Tegal Musnahkan Lima Juta Batang Rokok Ilegal