Sekeluarga Tewas Terkubur Longsor

7 Korban Meninggal, 7 Orang Masih Hilang

Sekeluarga Tewas Terkubur Longsor
Sekeluarga Tewas Terkubur Longsor

jpnn.com - JOMBANG - Khotimah tidak akan pernah melupakan peristiwa Rabu dini hari (28/1). Malam sudah larut, namun perempuan 21 tahun itu belum bisa tidur. Tiba-tiba dia mendengar suara gemuruh dari belakang rumahnya di Dusun Ko­pen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Guncangan hebat membangunkan suami Khotimah dan kedua orang tuanya. Mereka bergegas keluar rumah untuk me­nyelamatkan diri. "Kejadiannya begitu cepat. Yang ada di pikiran hanya berusaha menyelamatkan diri," ungkap Khotimah.

Ya, Khotimah akhirnya selamat dari tanah longsor yang menerjang lereng Gunung Anjasmoro itu. Longsoran tanah me­nimbun lima rumah yang dihuni 19 orang

Sulitnya akses menuju lokasi membuat proses pencarian korban dilakukan secara manual hingga siang. Hasilnya, tujuh korban ditemukan meninggal di lokasi. Tujuh orang lainnya diduga masih tertimbun tanah longsor. Sementara itu, lima korban ditemukan dalam kondisi terluka dan langsung mendapatkan perawatan.

Meski tiga anggota keluarganya selamat, Khotimah harus merelakan Shodik, adiknya, tewas tertimbun. Saat longsor terjadi, remaja 17 tahun tersebut menginap di rumah Sariaji, tetangganya, yang ikut tertimbun longsoran. "Setelah mengikuti pengajian di masjid, Shodik menginap di rumah Udin (anak Sariaji, Red)," terangnya.

Hujan deras yang turun sejak Senin (27/1) diduga menjadi penyebab longsor. Perbukitan setinggi sekitar 200 meter itu longsor menerjang lima rumah di bawah tebing. Banyaknya material batu dan tanah yang terbawa longsoran membuat rumah langsung terpendam. Hanya material bangunan di bagian depan rumah yang terlihat ikut terdorong hingga ke bibir sungai.

Jawa Pos Radar Mojokerto melaporkan, saat longsor melanda, warga sempat mendengar terjadi tiga kali suara gemuruh. Longsor pertama terdengar sekitar pukul 01.00. Satu jam kemudian menyusul longsor kedua dan ketiga pada pukul 03.00. Nah, pada longsor ketiga itu material tebing berupa tanah dan bebatuan berukuran besar menimpa dan memorak-porandakan lima rumah.

Warga tidak bisa berbuat banyak. Apalagi, saat itu listrik padam. Pencarian korban baru dilakukan setelah salat Subuh. Minimnya peralatan membuat pencarian dilakukan secara manual. Warga kali pertama melakukan pencarian di rumah Sariaji. Sekitar pukul 07.00 warga menemukan sang pemilik rumah dalam kondisi tewas.

JOMBANG - Khotimah tidak akan pernah melupakan peristiwa Rabu dini hari (28/1). Malam sudah larut, namun perempuan 21 tahun itu belum bisa tidur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News