Sekilas Tentang Glodok, Kawasan Favorit Daendels
Hingga JP Coen lengser pada 1811 dan digantikan Gubenur Jenderal VOC yang baru, Daendels, kawasan Glodok tetap maju.
Ketertarikan Daendels terhadap Glodok dibuktikan dengan dibangunnya jalan dari kota lama menuju kota baru di kawasan Gambir.
Jalan itu melintas kawasan Glodok. Kini, jalan itu dikenal dengan nama Jalan Gajah Mada.
”Semula, Pasar Glodok hanya diramaikan pedagang kelontong biasa. Namun, secara perlahan, pedagang tekstil dan elektronik ikut mendominasi di sana,” ungkap Asep.
Bangunan Pasar Glodok yang kini berdiri merupakan pembangunan kedua setelah bangunan pertama hangus dibakar saat masa kerusuhan 1998.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Glodok Muhammad Ridwan merupakan salah satu pedagang yang merasakan sendiri transisi pasar sebelum hingga sesudah konflik.
”Saya sudah berjualan selama 37 tahun di Pasar Glodok. Ketika kejadian itu (kerusuhan), saya sedang berjualan. Sekelompok orang datang sambil berteriak-teriak, lantas menjarah semua barang di pasar kemudian membakarnya,” kenangnya.
Saat itu, Ridwan memilih meninggalkan kiosnya untuk menyelamatkan diri bersama pedagang lain.
Keberadaan kawasan Pasar Glodok, Jakarta, tak lepas dari masyarakat Tionghoa.
- Glodok Chinatown: Simbol Keharmonisan dalam Komunikasi Antarbudaya
- Inilah Janji Ridwan Kamil kepada Warga Tionghoa di Glodok
- Ganjar Lari Pagi, Cukur Rambut, hingga Mengunjungi Vihara di Glodok
- Sandiaga Tertarik Berlatih Wushu, Hingga Beri Bantuan Peralatan di Pecinan Glodok
- Penghuni Ruko di Glodok Seketika Berhamburan, Panik, Berteriak Minta Tolong
- Ahok: Lu Kira Gampang jadi Orang Glodok