Sekitar 700 WNI Calon Haji Berpaspor Filipina Sudah di Arab Saudi
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengungkapkan, ada sekitar 500-700 warga negara Indonesia (WNI) yang menggunakan parpor Filipina untuk menunaikan ibadah haji. Mereka bahkan sudah berada di Arab Saudi.
“Sebanyak 500-700 orang diperkirakan WNI jemaah haji Indonesia menggunakan paspor Filipina telah berangkat, dan sekarang sedang di Arab Saudi. Ini persoalan,” katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/9).
Yasonna mengatakan, pemerintah akan berupaya agar WNI berpaspor Filipina itu bisa dipulangkan langsung ke Indonesia setelah menunaikan ibadah haji. Menurutnya, jangan sampai ratusan WNI itu pulang melalui Filipina.
"Kami sedang koordinasi dengan teman-teman KBRI, Kemenag, untuk yang 700 ini jangan sampai lagi dikirim ke Filipina," tegasnya.
Lebih lanjut Yasonna mengatakan, jika ratusan WNI itu pulang ke Filipina maka bisa-bisa langsung dipidana. Untuk itu, pemerintah juga melobi Filipina.
"Seharusnya itu tindak pidana juga di Filipina karena pemalsuan identitas. Tapi karena hubungan baik, kita kerja sama," ujarnya.
Selain itu, katanya, Presiden Joko Widodo juga melobi Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Tujuannya agar ratusan WNI yang sedang berhaji dengan paspor Filipina itu tidak diproses pidana.
"Saya mendapatkan info daru Ibu Menlu (Retno Marsudi, red), pembicaraan Bapak Presiden dengan Presiden Duterte, ini (WNI berpaspor Filipina, red) bisa direct (langsung) ke Indonesia. Tidak perlu diarahkan ke Filipina," ujarnya.
JAKARTA - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengungkapkan, ada sekitar 500-700 warga negara Indonesia (WNI) yang menggunakan parpor Filipina untuk
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan