Sekjen Gelora Nilai Diplomasi Jokowi di Rusia dan Ukraina Terbukti Sukses
"Hal ini, membuat Rusia maupun Ukraina, sulit menolak peranan Indonesia dalam menyelesaikan peperangan yang melibatkan kedua negara tersebut secara diplomatik," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal AS-Eropa Kementerian Luar Negeri, Duta Besar Ngurah Swajaya mengatakan, ada langkah-langkah mendesak yang harus dilakukan para pemimpin dunia untuk menanggulangi dampak peperangan antara Rusia dan Ukraina.
Sebab, peperangan itu telah berpotensi menimbulkan berbagai krisis di dunia ini, seperti krisis kemanusiaan, krisis pangan, dan krisis energi.
"Karena itulah, ketika Presiden Jokowi mendapatkan undangan dari G-7 sebagai mitra, maka beliau memanfaatkan momentum itu untuk berkomunikasi dengan para pemimpin G-7 guna membantu penghentian perang antara Rusia dan Ukraina," ujar Ngurah.
Ngurah melanjutkan, Presiden Jokowi tak hendak memulai proses baru dalam mewujudkan perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Tetapi, Presiden ingin melanjutkan dan memperkuat proses yang sudah ada demi tercapainya perdamaian.
"Dan kebijakan Presiden Jokowi ini disambut baik para pemimpin dunia. Presiden Jokowi pun menjadi pemimpin Asia Pasifik pertama yang berkunjung ke Ukraina dan Rusia, setelah peperangan meletus," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Moya Institute, Hery Sucipto mengatakan upaya diplomasi yang dilakukan Presiden Jokowi dalam mewujudkan perdamaian antara Rusia dan Ukraina memang tak semudah 'membalikkan telapak tangan'.
Namun, yang terpenting, Indonesia sudah menunjukkan upaya nya untuk melaksanakan amanat Pembukaan UUD 1945, yakni turut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Sekjen Gelora Mahfudz Siddiq menyebut kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia dan Ukraina beberapa waktu lalu sebagai milestone penting
- Jokowi Masuk Daftar Pimpinan Korup, PBNU: Apakah Lembaganya Kredibel?
- Jokowi Absen Pertemuan Eks Gubernur Jakarta, PDIP: Malu Namanya Masuk Daftar OCCRP
- Sugeng Budiono Apresiasi Kritik Haidar Alwi Terhadap Survei OCCRP
- Akademisi Nilai Daftar Tokoh Terkorup OCCRP Tidak Jelas Ukurannya
- Palang Rel
- Jokowi Masuk Daftar Pemimpin Korup versi OCCRP, BCW Desak KPK Lakukan Penyelidikan