Sekjen PBB Bongkar Kebohongan Perusahaan Minyak soal Iklim, Ternyata
jpnn.com, DAVOS - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menuding perusahaan-perusahaan minyak besar melakukan "kebohongan besar" terkait perubahan iklim.
Pernyataan tersebut disampaikan Guterres ketika menyampaikan pidato di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, Rabu.
"Hari ini, produsen bahan bakar fosil dan pendukung mereka masih berlomba untuk memperluas produksi, (meskipun) mengetahui sepenuhnya bahwa model bisnis mereka bertentangan dengan kelangsungan hidup manusia," kata Guterres.
Menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab atas hal ini dimintai pertanggungjawaban, Guterres mengatakan dunia sedang "bermain-main dengan bencana iklim," dengan emisi gas mencapai rekor tertinggi.
Dia memperingatkan akan ancaman bencana iklim karena komitmen dalam Perjanjian Paris 2016 untuk membatasi kenaikan suhu global menjadi 1,5 derajat Celcius "tampaknya sia-sia" ketika dunia menuju kenaikan suhu bumi sebesar 2,8 derajat Celcius.
"Konsekuensinya akan sangat menghancurkan. Beberapa bagian planet kita tidak dapat dihuni. Dan bagi banyak orang, ini adalah hukuman mati," tutur Guterres.
Menurut Guterres, sejak tahun 1970-an, para produsen bahan bakar fosil tertentu sudah sepenuhnya sadar bahwa produk utama mereka sedang memanggang planet bumi.
"Sama seperti industri tembakau, mereka mengabaikan sains mereka sendiri. Big Oil menjajakan kebohongan besar... dan seperti industri tembakau, mereka yang bertanggung jawab (atas perubahan iklim) harus dimintai pertanggungjawaban," kata Guterres, merujuk pada perusahaan-perusahaan minyak besar.
Sekjen PBB Antonio Guterres menuding perusahaan-perusahaan minyak besar melakukan kebohongan besar soal perubahan iklim.
- Dirut Bank Mandiri Sebut Indonesia Punya Peran Vital dalam Perubahan Iklim Global
- UID Sukses Gelar Forum Merajut Masa Depan Indonesia
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
- Dubes Norwegia Apresiasi Upaya Aksi Penanggulangan Perubahan Iklim Indonesia
- Keinginan Prabowo Kurangi Penggunaan Batu Bara di 2040 Disambut Baik
- Umumkan Peraih KEHATI Award 2024, Apresiasi Penyelamat Keanekaragaman Hayati