Hasto Pastikan Suap buat Nyoman Tak Terkait Kongres PDIP
jpnn.com, BALI - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan demisioner Hasto Kristiyanto memastikan uang korupsi anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Dhamanta tidak ada hubungannya dengan kongres partai.
Menurut Hasto, Kongres Kelima PDI Perjuangan sudah mengeluarkan surat edaran, tidak membuka peluang bagi kadernya meminta-minta keluar dari partai.
BACA JUGA: Imbang Lawan Persela, Persib Bandung Menelan Empat Laga Tanpa Kemenangan
"Kami sudah membuat instruksi tertulis, sudah mengadakan konferensi pers sehingga siapa pun yang melanggar instuksi dari partai akan diberika sanksi pemecatan, tidak pandang bulu. Sanksi pemecatan seketika," kata Hasto di sela Kongres Kelima PDI Perjuangan di Grand Inna Hotel, Sanur, Bali, Kamis (9/8).
Hasto juga membuka pintu audit terhadap Kongres Kelima PDI Perjuangan. Meski begitu, Hasto meyakini bahwa Kongres PDIP paling murah dibanding partai-partai lain. Diketahui anggaran Kongres Kelima PDI Perjuangan mencapai Rp 17,6 miliar.
"Kami siap dibandingkan dengan partai politik lain dan tidak ada money politic. Karena segala sesuatunya melalui musyawarah mufakat, tidak ada voting," kata Hasto.
BACA JUGA: Oknum TNI Alami Nasib Tragis Usai Tembak Kepala Pengendara Motor
Dalam merekrut kader, kata Hasto, pihaknya justru menggunakan instrumen psikotes serta melihat rekam jejak mereka. Salah satu yang menjadi acuan utama adalah pengetahuan serta penerapan Pancasila dalam rutinitas mereka.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan demisioner Hasto Kristiyanto memastikan uang korupsi anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Dhamanta tidak ada hubungannya dengan kongres partai.
- KPK Dalami Ekspor Batu Bara dari Pemeriksaan Dirjen Bea Cukai
- Usut Kasus korupsi CSR, KPK Periksa Pejabat Bank Indonesia
- 5 Berita Terpopuler: KemenPAN-RB Punya Info Terbaru, Dirjen Nunuk Bergerak Urus Guru Honorer, tetapi Masih Proses
- Mahasiswa Desak KPK Periksa Bupati Daerah Ini
- KPK Jerat 2 Orang sebagai Tersangka Kasus Korupsi PT PP
- Dilaporkan Eks Staf Ahli DPD ke KPK, Senator Rafiq Al Amri: Apa-apaan ini?