Sekjen PKP Said Salahudin: Saya Risau dengan Polarisasi Politik
Sekjen partai yang sebelumnya bernama Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini juga mengutip pernyataan negarawan Indonesia Soesanto Tirtoprodjo.
Soesanto pernah duduk sebagai menteri kehakiman dalam enam kabinet yang berbeda, mulai Kabinet Sjahrir III sampai Kabinet Hatta II.
Dia mengingatkan, sejarah telah memberi pelajaran bahwa jatuhnya bangsa Indonesia ke dalam lumpur penjajahan karena adanya perceraian di antara anak bangsa.
"Hal ini hakekatnya terjadi karena selain musuh yang dari luar, ada pula musuh yang datang dari dalam hati sendiri, yaitu egoisme dan sifat-sifat perseorangan. Tabiat egoisme itulah yang harus bisa kita atasi," ucapnya.
Menurut mantan Direktur Sinergi masyarakat untuk demokrasi Indonesia (Sigma) ini, Indonesia memerlukan persatuan yang kukuh.
Persatuan yang artinya bebas dari perselisihan antargolongan.
"Marilah kita sekalian yang cinta pada Tanah Air, berduyun-duyun berjabat tangan. Diikat oleh perasaan cinta-mencitai, harga-menghargai satu sama lain, tak pandang apa agamanya. Kita harus bersatu, senasib sepenanggungan," ucap Said mengutip pernyataan Wiranatakoesuma.
Said lebih lanjut mengatakan bahwa pesan dari para penyusun dasar negara telah menguatkan tekadnya memulai perjuangan baru, merajut keharmonisan di antara seluruh komponen masyarakat yang heterogen, demi mewujudkan persatuan bangsa.
Sekjen PKP Said Salahudin menyebut risau dengan polarisasi politik di Indonesia yang sudah berlangsung cukup lama.
- Bawaslu: Pendidikan Politik Penting untuk Hindari Masyarakat dari Polarisasi
- MK Diminta Segera Putuskan Uji Materi UU Pilkada, Begini Alasannya
- Partai Buruh dan Partai Gelora Hari Ini Resmi Ajukan Gugatan UU Pilkada ke MK
- Said Partai Buruh: Proses Rekapitulasi Penghitungan Suara Tingkat Kecamatan Perlu Dilanjutkan
- Keberpihakan Jokowi di Pilpres Sama Saja Mengadu Domba Anak Bangsa
- Said Salahudin: Bawaslu Harus Lindungi Hak Politik Para Buruh